Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022 surplus US$3,89 miliar. Capaian tersebut lebih rendah atau menyusut dibandingkan dengan surplus bulanan pada November 2022 sebesar US$5,16 miliar
Adapun, realisasi kinerja ekspor dan impor Oktober merupakan surplus beruntun dalam 32 bulan terakhir.
Kepala BPS RI Margo Yuwono mengatakan nilai ekspor Indonesia Desember 2022 mencapai US$23,83 miliar atau turun 1,1 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Jika dilihat secara tahunan, angka ekspor pada Desember 2022 naik 6,58 persen (year-on-year/yoy).
"Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022 mencapai US$3,89 miliar. Ini surplus selama 32 bulan," kata Margo Yowono, Senin (15/1/2023).
Diamenjelaskan penurunan ekspor nonmigas terutama disebabkan oleh penurunan ekspor komoditas bahan bakar mineral sebesar 9,44 persen mtm, minyak dan lemak hewan/nabati sebesar 9,47 persen, barang dari besi dan baja turun 50,74 persen, serta logam mulia dan perhiasan permata turun 11,61 persen mtm.
Sementara itu, dia mengatakan nilai impor Indonesia pada Desember 2022 mencapai US$19,94 miliar atau naik 5,16 persen dibandingkan November 2022 (mtm). Meski demikian, realisasi impor masih turun 6,61 persen dibandingkan Desember 2021 (yoy).
"Pada 2021 dan 2022 impor bulan Oktober memiliki pola yang sama, yaitu mengalami peningkatan secara mtm," kata Setianto.
Lebih lanjut, BPS mencatat impor migas Desember 2022 senilai US$3,20 miliar atau naik 14,15 persen dibandingkan November 2022 (mtm). Impor pada Desember 2022 masih turun 5,23 persen dibandingkan Desember 2021 (yoy).