Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran sosok konglomerat hingga BUMN di balik pembangunan jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) menarik perhatian masyarakat. Terlebih, jalan tol ini disebut akan menjadi yang terpanjang di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.109/2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, jalan Tol Getaci merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikelola Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC) yang terbentuk dari konsorsium pemenang lelang.
Pembangunan ruas Tol Getaci yang dilakukan dengan 2 tahap itu menjadi proyek dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) yang mencakup BUMN dan swasta.
Adapun, proses pembangunan jalan tol Getaci telah dimulai sejak 2022 dan konstruksinya ditargetkan rampung pada 2029. Artinya, proses pembangunannya bakal memakan waktu 7 tahun.
Berikut 5 fakta proyek jalan tol Getaci:
1. Nilai Investasi
Jalan Tol Getaci yang terbentang sepanjang 206,65 Km melintas di dua provinsi yaitu Jawa Barat sepanjang 171,40 km dan Jawa Tengah sepanjang 35,25 km dengan total panjang 206,65 km. Jalan tol ini akan menghubungkan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
Masa pengusahaan Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap adalah selama 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan nilai investasi sebesar Rp56,20 Triliun.
2. Konsorsium Konglomerat & BUMN
Dalam lelang proyek pembangunan tol Getaci, konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. & PT Jasa Sarana-PT Daya Mulia Turangga-Gama Group keluar sebagai pemenang.
Adapun, komposisi kepemilikan saham Jasa Marga Gedebage terdiri atas Jasa Marga 32,5 persen, Daya Mulia Turangga 13,38 persen, Gama Grup 13,38 persen, Jasa Sarana 0,75 persen, Waskita Karya 20 persen, Pembangunan Perumahan 10 persen, dan Wijaya Karya 10 persen.