Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan selama 2022 nilai ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara meningkat. Lima negara tujuan dengan peningkatan terbesar, yaitu ke China, India, Jepang, Filipina, dan Malaysia.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, ekspor Indonesia ke China meningkat sebesar US$12,46 miliar. Jika dilihat HS dua digitnya, yaitu besi dan baja (HS 72) dan nikel dan barang daripadanya (HS 75), biji terak dan abu logam (76).
“Itulah tiga komoditas yang memberikan kontribusi terbesar peningkatan ekspor kita ke Tiongkok,” ujar Margo dalam rilis Berita Resmi Statistik secara virtual, Senin (16/1/2023).
Dia menambahkan, peningkatan eskpor terjadi juga ke negara seperti India yang naik sebesar US$10,18 miliar, Jepang naik US$6,3 miliar, Filipina naik US$4,2 miliar, dan Malaysia naik US$2,9 miliar.
Sementara itu, BPS juga menyebut bahwa ekspor Indonesia menurun secara drastis ke negara-negara yang tengah berkonflik seperti ke Ukraina dan Rusia.
Margo melaporkan ekspor Indonesia merosot tajam ke Ukraina sebesar US$0,38 miliar. Adapun, komoditas yang menurun, yaitu lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), diikuti kertas karton (HS 48), dan karet dan barang karet (HS 40).
Baca Juga
“Lalu penurunan juga terjadi ke negara Mesir yang turun US$0,30 miliar, Myanmar US$0,17 miliar, Georgia US$0,16 miliar, dan Rusia US$0,10 miliar,” kata Margo.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2022 mencapai US$291,98 miliar atau naik 26,07 persen dibanding periode yang sama 2021. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$275,96 miliar atau naik 25,80 persen.
Neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2022 membukukan surplus sebesar US$54,46 miliar. Nilai tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan capaian surplus sepanjang 2021 yang tercatat sebesar US$35,34 miliar.