Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja industri alas kaki bertumbuh positif pada kuartal III/2022 dengan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) yang mencapai Rp7,87 triliun, kendati banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka tersebut meningkat 13,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) yang mencapai Rp6,94 triliun.
Data Indonesia menyebut, kinerja industri alas kaki sempat terkontraksi selama lima kuartal berturut-turut, yaitu sejak kuartal IV/2019 hingga kuartal IV/2020. Hal ini terjadi salah satunya lantaran adanya pandemi Covid-19.
Meskipun demikian, kinerja industri alas kaki kemudian berbalik arah membaik dan konsisten tumbuh sejak kuartal I/2021 hingga kuartal III/2022. Adapun, pertumbuhan tertinggi di industri ini terjadi pada kuartal III/2021 yang mencapai 18,12 persen (yoy).
Industri alas kaki ini merupakan salah satu subsektor dari industri pengolahan. Pada kuartal III/2022 lalu, industri alas kaki berkontribusi 1,30 persen terhadap PDB industri pengolahan.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap, pertumbuhan kinerja industri alas kaki didorong oleh kenaikan ekspor. Secara kumulatif sejak Januari-September 2022, volume ekspor dari industri ini telah naik 34,28 persen (yoy) menjadi 337.480 ton.
Baca Juga
Namun, industri ini tengah dihadapkan kepada persoalan penurunan permintaan ekspor dari sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Hal itu tak lepas dari ancaman resesi global pada tahun depan.
Berdasarkan catatan Bisnis.com sebelumnya, industri ini tengah menghadapi kelesuan permintaan akibat situasi ekonomi global yang sedang terguncang. Beberapa produsen sepatu ketahuan melakukan pemangkasan karyawan sejak beberapa bulan terakhir.
PT Nikomas Gemilang contohnya, produsen alas kaki yang memiliki skala besar di Serang Banten ini baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sukarela bagi 1.600 karyawannya. Lantaran permintaan yang terus menurun.
Kemudian PT Panarub Industry, produsen sepatu olahraga Adidas sejak 1968 lalu ini juga, menurut pengakuan mantan karyawannya yang terdampak PHK, Panarub tengah memangkas karyawannya sejak beberapa bulan yang lalu.