Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sistem Notam Bikin Penerbangan AS Lumpuh, Indonesia Perlu Siap-Siap

Kasus gangguan sistem Notice to Air Missions (NOTAM) di AS dapat menjadi pelajaran untuk Indonesia.
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus gangguan pada sistem Notice to Air Missions (Notam) mengakibatkan penerbangan di Amerika Serikat (AS) lumpuh. Indonesia perlu siap-siap untuk menghadapi risiko situasi serupa di masa depan.

Pemerhati penerbangan Alvin Lie memaparkan disrupsi di AS dipicu oleh gagalnya sistem komputer Badan Administrasi Penerbangan Federal AS atau Federal Aviation Administration (FAA). Hal ini membuat layanan slot dan navigasi tidak berfungsi dengan optimal.

"Pesawat yang sudah mengudara diperbolehkan mendarat, tetapi yang masih di darat tidak diizinkan terbang," jelasnya saat dihubungi, Kamis (12/1/2023).

Alvin mengatakan masalah pada sistem Notam bukan merupakan hal yang langka. Dia menjelaskan Filipina mengalami kondisi serupa beberapa pekan lalu akibat cuaca buruk.

Badai yang terjadi di Filipina melumpuhkan komputer pelayanan navigasi. Hal ini membuat pesawat - pesawat yang terbang melintasi Filipina harus berputar balik karena layanan navigasi yang lumpuh total.

Alvin menambahkan seluruh pemangku kepentingan terkait wajib mempelajari kasus gangguan sistem di AS dan Filipina tersebut. Hal ini agar Indonesia dapat menjaga kelancaran lalu lintas penerbangan dengan melakukan langkah-langkah antisipatif.

"Indonesia harus belajar dari kasus-kasus seperti ini. Mereka juga harus membangun pendukung sistem komputer navigasi & slot agar terhindar dari musibah serupa," pungkasnya.

Senada, pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soejatman menambahkan kejadian serupa juga sudah pernah terjadi di Indonesia. Sejak saat itu, pemerintah dan otoritas terkait telah mengambil langkah-langkah mitigasi.

Meski demikian, Gerry mengatakan pencegahan tersebut harus terus dilakukan dengan sistem keamanan dan jaringan yang terjamin optimal baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak.

"Seberapa bagus langkah-langkah yang sudah diambil, tetap harus didampingi dengan prosedur penanganan jika sampai terjadinya failure seperti yang terjadi di Filipina dan AS," katanya.

Gerry menuturkan langkah mitigasi tambahan juga perlu diambil oleh otoritas terkait. Ia mengatakan potensi serangan siber dapat dicegah dengan penguatan jaringan keamanan.

Selain itu, otoritas terkait juga dapat memisahkan jaringan critical system dan non critical system. Kemudian, kehadiran jaringan cadangan atau back up network untuk critical system juga amat penting.

"Kalau serangannya secara fisik, maka keamanan fasilitas jadi yang utama. Ini berkaitan dengan sumber daya penjagaan yang cukup," kata Gerry.

Sebelumnya, dilansir dari cbsnews.com pada Kamis (12/1/2023) lebih dari 2.800 penerbangan di AS dibatalkan dan 9.700 penerbangan ditunda akibat kerusakan pada file database sistem pada hari Rabu waktu AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper