Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aplindo Proyeksikan Industri Pengecoran Logam Tumbuh 5-10 Persen Tahun Ini

Pertumbuhan industri pengecoran logam itu sangat tergantung geliat pertambangan batu bara.
Ilustrasi industri logam/Istimewa
Ilustrasi industri logam/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (Aplindo) memproyeksikan pertumbuhan industri pengecoran logam pada tahun 2023 akan tumbuh positif hingga 5-10 persen.

"Tahun lalu tumbuhnya 30-40 persen, jadi kami akan sedikit turun pada 2023 dari 2 tahun terakhir, kalaupun naik 5-10 persen kalau turun juga di sekitaran segitu," kata Ketua Umum Aplindo Erwan Yulianto di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu (11/1/2023). 

Menurutnya, pertumbuhan ini akan bergantung pada harga batu bara dunia. Permintaan dari pertambangan batu bara sangat menentukan industri pengecoran logam, karena digunakan sebagai material berbagai alat berat.

Persoalannya, permintaan batu bara pada tahun ini juga masih dinamis. Hal itupun dipengaruhi situasi pasokan energi global. 

“Karena dia kan kalau bisnis batu baranya maju, bisnis pertambangan juga maju, kebutuhan komponen alat apa yang untuk garuk tambang, baik dari produksi domestik maupun dari luar,” tambah Erwan.

Di sisi lain, para pelaku usaha industri pengecoran logam menyediakan dua skenario mengingat belum stabilnya kondisi perekonomian global akibat perang Rusia-Ukraina. 

"Kita [sekarang] memakai [proyeksi] kenaikan di 5-10 persen, tapi kita juga nyiapin worst case skenario, kayaknya akan turun di level 5-10 persen juga, sekitar itu bayangannya," tutur Erwan.

Erwan juga menyebut, prediksi ini menurun dari pertumbuhan industri pengecoran logam tahun lalu yang mencapai 30-40 persen. Bahkan menurun dari dua tahun lalu.

"Tahun 2021, produksi Ferro dan Non Ferro 680.000 ton, tahun 2022 di level 890.000 ton, kurang lebih naik 30 persen dari 2021," terang Erwan.

Meskipun tahun 2023 ini diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dari dua tahun sebelumnya, namun Erwan berharap industri ini tetap bisa tumbuh bertahan.

“Kita masih yakin, karena harga batu bara pernah di level US$ 60-70 [per ton], pada saat itu masih ada kegiatan walaupun habis habisanlah ya, masih hidup,” terang Erwan.

Sehingga jika tahun ini harga batu bara menyasar harga US$200 per ton, menurutnya, industri pengecoran logam berpeluang tumbuh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper