Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja industri logam terus meningkat pada tahun ini. Pemerintah menyasar pengembangan berbagai jenis logam dasar dengan hilirisasinya.
Direktur Industri Logam, Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Liliek Widodo mengatakan, tercatat di kuartal II/2022, industri logam tumbuh 15,79 persen atau naik signifikan jika dibandingkan kuartal I/2022 yang mencapai 7,90 persen.
"Melejitnya kinerja industri logam didorong oleh peningkatan sektor logam dasar serta peningkatan bahan baku besi dan baja, nikel, emas hingga bahan tambang," terang Liliek, dikutip Minggu (25/9/2022).
Untuk itu Liliek berharap, pelaku industri menunjukkan serta mempromosikan kemajuan teknologi industri hilir logam dan mesin, baik di dalam maupun luar negeri, terutama terkait dengan teknologi pengecoran, produk casting, metalurgi, teknologi proses termo serta teknologi fabrikasi.
Upaya yang dilakukan pemerintah, khususnya Kemenperin untuk meningkatkan kinerja industri logam di Tanah Air ini pun diapresiasi banyak pihak. Salah satunya datang dari salah satu perusahaan binaan Kemenperin, PT Fumira.
Rini Dewi Anggraeni, Marketing Manager PT. Fumira mengatakan, dengan meningkatnya kinerja industri logam, upaya besar pemerintah Indonesia dalam percepatan pemulihan ekonomi dapat segera terwujud.
Baca Juga
“Kami dari pelaku usaha di industri logam tentunya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan Kemenperin ini. Kami berharap, dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan pelaku usaha, serta seluruh lapisan masyarakat Indonesia, pemulihan ekonomi bangsa juga cepat terwujud,” tegas Rini.
Rini menambahkan, sudah menjadi sebuah komitmen bagi PT Fumira untuk turut serta dalam mendorong hilirisasi industri logam dan mesin nasional. Sebagai salah satu produsen penghasil baja lembaran galvanis terbesar di Indonesia, perusahaannya terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya sehingga produk di hilir yang dihasilkan memiliki kualitas yang tak kalah baiknya.
Galvanis sendiri dapat menjadi pilihan yang sangat baik karena memiliki beberapa kelebihan dibanding logam lainnya. Selain memiliki kelebihan sebagai barrier protection, galvanis juga memiliki sifat sacrificial protection sehingga sangat baik digunakan sebagai material untuk ducting misalnya.
“Sejak memulai produksi komersialnya pada tahun 1970 silam, Fumira terus berupaya menghasilkan produk-produk berkualitas. Bahkan sejak berdirinya pabrik kedua di Bekasi tahun 1997, Fumira menjadi produsen baja lembaran galvanis pertama di Indonesia yang menggunakan Continuous Galvanizing Line (CGL) dengan sistem Non-Oxydation Fernace (NOF). Sistem ini menghasilkan produk dengan kualitas lapisan seng terbaik yang disebut Fumiragrip” terangnya.
Menurutnya, baja lembaran galvanis yang diproduksi oleh Fumira mampu ditekuk hingga nol celah ketebalan tanpa retak atau terkelupas. Untuk itu, kualitas seperti ini sangat ideal untuk digunakan sebagai bahan baku untuk keperluan industri, khususnya dalam konstruksi dan otomotif seperti saringan oli udara, badan mobil, rangka baja, partisi, atap metal, dinding dan metal dek serta produk-produk yang memiliki bentuk/profil tekuk yang ekstrem.
Pun demikian, meski telah memiliki produk yang memiliki kualitas teratas, Fumira tak pernah berhenti berinovasi. Sejak berdirinya, Fumira juga mengembangkan produk baja lembaran galvanis lapis warna.
“Baja lembaran galvanis lapis warna yang dihasilkan Color Coating Line ini berasal dari rancangan Fumira pata tahun 1979. Berdasarkan pengalaman dalam operasi Color Line, Fumira memasang Continuous Color Line yang lebih modern di tahun 2014 untuk meningkatkan kapasitas produksi serta untuk memperluas jenis produk dan kualitas yang di pasarkan dengan merek Colorcoat dan Colorfresh. Kualitas ini sangat bagus dan bisa bertahan sangat lama. Makanya Fumira berani memberikan garansi hingga 15 tahun untuk produk roofing keluaran Fumira,” terang Rini lagi.
Dengan begitu ia berharap, teknologi dan solusi yang telah dihasilkan Fumira dapat membantu memperluas kapasitas produksi logam dan fabrikasi di Indonesia yang menarik para pemain industri lokal sehingga semakin berkontribusi pada rantai pasokan industri logam dan fabrikasi tanah air yang pada akhirnya mampu membantu percepatan pemulihan ekonomi bangsa.