Bisnis.com, BANYUWANGI — PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II membeberkan sejumlah potensi pengembangan Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat terkait dengan adanya potensi investor dari India.
Investor yang dimaksud yakni Adani Group dan GMR Group. Sebelumnya, GMR sudah duluan masuk ke Indonesia untuk bekerja sama mengoperasikan Bandara Kualanamu, Sumatra Utara, sebagai hub international.
Menurut Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin, potensi terbesar kerja sama kedua negara untuk Kertajati berasal dari populasi India yang sangat besar. Belum lagi, besarnya potensi pasar Indonesia yang bisa terhubung dengan negara tersebut dan beberapa negara lain di kawasan Asia Selatan seperti Bangladesh, Pakistan, dan Sri Lanka.
“[Populasi] India tahun ini juga sudah 1,4 miliar [orang], jadi secara populasi bertumbuhnya besar dan dari sisi GDP juga bagus,” terang Awaluddin, dikutip Rabu (11/1/2023).
Dia menuturkan bahwa volume penumpang yang masuk ke Indonesia dari India sekitar 800.000 orang setiap tahunnya. Akan tetapi, potensi pasar itu tidak dibarengi dengan adanya direct flight dari India menuju ke Indonesia.
Alhasil, lanjutnya, penerbangan dari India ke Indonesia harus melalui transit terlebih dahulu ke Singapura, Thailand, Malaysia, hingga baru-baru ini, Vietnam. Beberapa prospek lain yang bisa menjadi kerja sama antara kedua negara yakni untuk potensi health tourism dan pendidikan.
Baca Juga
Dia menambahkan Pemerintah India membuka program beasiswa yang cukup besar untuk pelajar Indonesia. Kondisi itu tidak terlalu menguntungkan buat pelajar Tanah Air yang ingin belajar ke India karena harus transit-transit terlebih dahulu, karena penerbangan tidak langsung.
Potensi kerja sama antara Indonesia dan India, lanjut Awaluddin, juga terjalin dengan Arab Saudi. Pasar penerbangan umrah dari Indonesia dan India ke Arab Saudi cukup besar.
“Jadi, ini ada kepentingan secara komersial dan trafik antarnegara seperti yang saya sampaikan,” jelasnya.