Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Ungkap Ancaman 2023: Inflasi, Resesi, hingga Krisis Utang

Menkeu Sri Mulyani mengungkap ancaman yang mengintai ekonomi pada 2023, antara lain inflasi, resesi, hingga krisis utang di negara berkembang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan usai acara malam Apresiasi G20 Indonesia di Hotel Fairmont, Selasa (20/12/2022). JIBI/Ni Luh Anggela.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan usai acara malam Apresiasi G20 Indonesia di Hotel Fairmont, Selasa (20/12/2022). JIBI/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tiga ancaman besar bagi perekonomian global pada 2023, yaitu inflasi, resesi, hingga krisis utang di negara-negara berkembang. 

Dia menyampaikan dunia masih menghadapi laju inflasi yang tinggi akibat krisis pangan dan energi global. Hal ini kemudian memicu pengetatan kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga secara agresif.

Akibatnya, kata dia, biaya untuk memulihkan ekonomi menjadi lebih besar dan akan mempengaruhi kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

Pada 2023, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat ke 2,7 persen, dari perkiraan pada 2022 sebesar 3,2 persen.

“IMF juga mengatakan sepertiga ekonomi dunia, 30 persen, atau 40 persen dari perekonomian negara-negara diprediksi mengalami resesi, itu part of the story,” katanya dalam acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2022).

Selain itu,  Sri Mulyani menyampaikan bahwa sebanyak 63 negara di dunia saat ini mengalami permasalahan utang. Hal itu juga yang menjadi salah satu sorotan dan pembahasan utama dalam pertemuan G20 di bawah Presidensi Indonesia sepanjang 2022.

“Jadi dunia pada 2023 saat harus menjinakkan inflasi dan dipaksa menaikan suku bunga saat utangnya tinggi, pasti akan memberikan dampak tidak hanya resesi, tapi di berbagai negara yang utangnya sangat tinggi kemungkinan mengalami krisis utang,” jelasnya.

Dia mencontohkan negara-negara di kawasan Asia Selatan, seperti Bangladesh dan Pakistan, telah masuk ke daftar pasien IMF. Menurutnya, situasi negara Timur Tengah yang mengimpor bahan bakar, juga mengalami situasi yang tidak mudah.

Menurutnya, hal ini menjadi satu kewaspadaan lantaran 2023 prediksi lembaga global mengenai dunia kurang menggembirakan.

"Tidak hanya inflasi, kemungkinan resesi, kemungkinan juga ada masalah dengan debt sustainability di berbagai negara,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper