Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: 63 Negara di Dunia Terlilit Krisis Utang, RI Masuk?

Menkeu Sri Mulyani mengatakan 63 negara di dunia terlilit krisis akibat utang. Indonesia masuk daftar?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kata sambutan di acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023). Dok Youtube Ikatan Bankir Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kata sambutan di acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023). Dok Youtube Ikatan Bankir Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa sebanyak 63 negara di dunia saat ini mengalami permasalahan atau terlilit krisis akibat utang yang parah. 

Menurutnya, permasalahan soal utang negara-negara berkembang tersebut juga yang menjadi salah satu sorotan dan pembahasan utama dalam pertemuan G20 di bawah Presidensi Indonesia sepang 2022.

“Diakui dalam statistik lebih dari 63 negara di dunia yang kondisi utangnya mendekati atau sudah tidak sustainable,” katanya dalam acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2022).

Sri Mulyani mengatakan situasi ini perlu diwaspadai, apalagi dunia menghadapi gejolak dan ketidakpastian yang sangat tinggi.

Apalagi, lanjutnya, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) bahkan memperkirakan sepertiga negara di dunia akan mengalami resesi pada tahun ini. 

“Jadi dunia pada 2023 saat harus menjinakkan inflasi dan dipaksa menaikan suku bunga saat utangnya tinggi, pasti akan memberikan dampak tidak hanya resesi, tapi di berbagai negara yang utangnya sangat tinggi kemungkinan mengalami krisis utang,” jelasnya.

Dia mencontohkan negara-negara di kawasan Asia Selatan, seperti Bangladesh dan Pakistan, telah masuk ke daftar pasien IMF. Menurutnya, situasi negara Timur Tengah yang mengimpor bahan bakar, juga mengalami situasi yang tidak mudah.

“Hal ini menjadi satu kewaspadaan, 2023 prediksi global mengenai dunia kurang menggembirakan, tidak hanya inflasi, kemungkinan resesi, kemungkinan juga ada masalah dengan debt sustainability di berbagai negara,” katanya.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan Buku APBN Kita edisi November 2022, posisi utang pemerintah Indonesia per November 2022 tercatat sebesar Rp7.554,2 triliun. 

Kementerian Keuangan menyatakan bahwa utang pemerintah dengan rasio 38,65 persen terhadap PDB pada November 2022 masih dalam batas yang aman dan wajar. 

Kinerja utang pemerintah pun menurut disebutkan masih terkendali, yang disertai dengan diversifikasi portofolio yang optimal.

Komposisi utang Indonesia didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp6.697,83 triliun, dengan rincian SBN domestik sebesar Rp5.297,81 triliun dan SBN valas sebesar Rp1.400,02 triliun.

Porsi kepemilikan investor asing terhadap SBN pun tercatat terus menurun sejak 2019 yang mencapai 38,57 persen, hingga akhir 2021 tercatat 19,05 persen, dan kembali turun 14,64 persen per 15 Desember 2022.

Sebelumnya, Sri Mulyani juga optimistis Indonesia tidak termasuk salah satu dari sepertiga negara di dunia yang diperkirakan mengalami resesi ekonomi pada 2023. Sri Mulyani mengatakan IMF baru-baru ini telah mengeluarkan proyeksi terbaru yang menyatakan sepertiga dari ekonomi dunia akan mengalami resesi.

“IMF baru saja mengeluarkan prediksi sepertiga ekonomi dunia kemungkinan terkena resesi. Kita tidak termasuk yang sepertiga, Insyaallah kita jaga terus," katanya dalam Acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022, dikutip Minggu (8/1/2023). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper