Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mal Legendaris di Jakarta Sepi, Ternyata Ini Biang Keroknya!

Penyebab sejumlah mal di Jakarta sepi bukan hanya karena pandemi Covid-19, tapi ada sejumlah faktor lainnya. Apa saja?
Kondisi di pusat perbelanjaan Plaza Semanggi, Jakarta yang sepi penyewa dan pengunjung, Minggu (8/1/2023). BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa.
Kondisi di pusat perbelanjaan Plaza Semanggi, Jakarta yang sepi penyewa dan pengunjung, Minggu (8/1/2023). BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa.

Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena pusat perbelanjaan atau mal yang sepi penyewa dan pengunjung di pusat kota Jakarta bukan semata-mata imbas dari pandemi Covid-19. Namun, ada sejumlah faktor lainnya yang memicu fenomena tersebut.

Berdasarkan pantauan Binsis, Minggu (8/1/2023), sejumlah mal di Jakarta masih sepi pengunjung dan tenant. Beberapa mal yang nampa sepi di antaranya Plaza Semanggi, Ratu Plaza, dan Mal Blok M. 

Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indoensia (PSPI), Panangian Simanungkalit, mengatakan ada berbagai faktor penyebab yang melebur sehingga menimbulkan efek berkepanjangan terhadap operasional.

"Ya, memang itu biasa terjadi pada beberapa pusat perbelanjaan tertentu yang sudah lama beroperasi. Penyebabnya kompleks," kata Panangian kepada Bisnis, Minggu (8/1/2023).

Dia menuturkan, penyebab suatu mal ditinggalkan oleh pengunjung beberapa di antaranya karena kehadiran pesaing mal yang baru hadir maupun yang memiliki daya tarik lebih kuat.

Lokasi di sekitar pusat perbelanjaan juga jadi pertimbangan. Sebab, ada kecenderungan di mana pengunjung menghindari kemacetan di sekitar lokasi belanja. Tak hanya itu, pengadaan acara di mal juga cukup berpengaruh dalam menarik minat pengunjung.

Terlebih, kehadiran Covid-19 pun sedikit banyak membuat para penyewa mulai keluar dari pusat perbelanjaan. Apalagi, jika tarif tetap tinggi walaupun pengunjung semakin sepi.

"Jadi, solusinya lebih pada sikap pemilik pusat perbelanjaanya. Bagaimana caranya membuat mal itu kembali ramai dikunjungi oleh konsumen," ujarnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menuturkan pihaknya terus berupaya memberikan evaluasi, pandangan, serta masukan kepada anggota pengelola ritel.

Hal ini untuk mendorong para anggota agar dapat beradaptasi dan merespons berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia industri ritel secara umum, terkhusus untuk pusat perbelanjaan.

"Namun tentunya tidak semua Pusat Perbelanjaan memiliki kemampuan untuk secepatnya melakukan perubahan, termasuk tentunya juga dalam hal pembiayaan," ujar Alphonzus saat dihubungi terpisah.

Lebih lanjut, dia melihat tantangan lebih berat dan sulit akan dialami oleh pusat perbelanjaan dengan kategori strata title yang praktis, di mana semua unit toko telah dijual kepada para pemilik toko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper