Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas harga pangan di awal 2023 melonjak tajam. Kenaikan harga terjadi pada beras, cabai dan kedelai pada Selasa (3/1/2023).
Dilansir Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium naik 2,07 persen jadi Rp13.310 per kilogram (kg), harga beras medium naik 1,22 persen jadi Rp11.630 per kg, kedelai impor naik 1,01 persen jadi Rp14.980 per kg.
Kemudian, harga bawang merah naik 1,99 persen jadi Rp36.430 per kg, harga bawang putih naik 1,16 persen jadi Rp27.030 per kg.
Selanjutnya, harga cabai merah keriting naik 3,87 persen jadi Rp39.750 per kg, sedangkan harga cabai merah naik 5,09 persen jadi Rp60.890 per kg dan harga daging sapi murni naik 0,54 persen jadi Rp135.760 per kg.
Tidak hanya itu, harga daging ayam juga naik 1,34 persen dalam sepekan jadi Rp36.940 per kilogran. Adapun, harga telur ayam naik 1,75 persen jadi Rp30.180 per kg, harga gula konsumsi naik 0,49 persen jadi Rp14.370 per kg, dan harga minyak goreng kemasan naik 0,40 persen jadi Rp17.770 per kg.
Sementara itu, penurunan harga terjadi pada tepung terigu yang turun 0,40 persen jadi Rp11.060 per kg. Kemudian, harga minyak goreng curah turun 0,41 persen jadi Rp14.460 per kg dan harga jagung ternak turun 2,10 persen jadi Rp5.590 per kg.
Sementara itu, mengacu pada data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Senin (2/1/2023), harga seluruh jenis cabai secara rata-rata naik, tertinggi pada cabai rawit merah dari Rp61.200 per kg menjadi Rp69.300 per kg atau naik Rp8.100.
Harga cabai rawit hijau naik Rp5.000 menjadi Rp55.650 per kg. Jenis cabai lainnya yaitu merah besar naik Rp1.950 menjadi Rp40.300 per kg dan cabai merah keriting naik Rp3.250 menjadi Rp43.350 per kg.
Bila melihat harga berdasarkan peta wilayah, Provinsi Maluku menempati urutan pertama dengan harga cabai rawit tertinggi yang mencapai Rp103.150 per kg, sedangkan harga terendah berada di Sulawesi Selatan yaitu Rp33.150 per kg.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, juga telah menjelaskan penyebab dari kenaikan harga seluruh jenis cabai, yaitu akibat hujan yang terjadi di sentra-sentra produksi cabai, seperti Pulau Jawa.
"Kami sudah terima laporannya dan akan segera ditindaklanjuti dengan mendorong mobilisasi pangan dari wilayah surplus atau sentra produksi ke wilayah defisit atau daerah konsumsi seperti Jakarta, mengingat Jakarta merupakan indikator nasional dan berkontribusi sebesar 27 persen terhadap inflasi nasional," kata Arief dalam keterangan resmi, Rabu (28/12/2022).