Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Patok Ekspor Nonmigas RI Capai Rp4.508 Triliun 2023

Pemerintah menargetkan ekspor nonmigas Indonesia dapat mencapai US$289,76 miliar atau setara Rp4.508 triliun pada 2023.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan - BISNIS-Annisa Kurniasari Saumi.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan - BISNIS-Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) optimistis sektor perdagangan Indonesia akan tumbuh positif pada 2023.

Dia pun menargetkan ekspor nonmigas Indonesia bisa mencapai US$289,76 miliar atau setara Rp4.508 triliun (asumsi kurs Rp 15.560 per US$). Adapun, per November 2022, ekspor nonmigas Indonesia tercatat mencapai US$253,61 miliar.

"Ekspor 2023, target ekspor nonmigas negara 2023 US$289,76 miliar. Dari sebelumnya baru US$253 miliar," ujar dia dalam konferensi pers di Kementerian Perdagangan, dikutip Selasa (3/1/2023).

Zulhas menuturkan, meski penuh tantangan dan dinamika ekonomi global, capaian sektor perdagangan sepanjang 2022 telah memberi optimisme untuk menyambut tahun 2023.

“Di tengah situasi perekonomian dan perdagangan selama 2022 yang penuh tantangan, bahkan diwarnai dengan berbagai krisis, mulai dari krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, dan krisis geopolitik, kita patut bersyukur karena masih bisa mencatatkan banyak capaian positif pada sektor perdagangan Indonesia,” katanya.

Dalam mengantisipasi terhadap dinamika perekonomian dan perdagangan global yang penuh ketidakpastian, Zulhas mengatakan bahwa pihaknya akan mengeluarkan berbagai strategi kebijakan. Beberapa diantaranya adalah mendukung peningkatan nilai tambah produk yang diperdagangkan melalui hilirisasi industri; transisi perdagangan hijau; ekspansi dan penetrasi ke pasar ekspor nontradisional seperti Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah; serta peningkatan akses pasar internasional melalui perjanjian perdagangan, pameran, maupun misi dagang.

“Penguatan pasar dalam negeri juga akan terus dilakukan dengan menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok, peningkatan dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah [UMKM] melalui digitalisasi, pemanfaatan instrumen trade remedies, serta pengendalian impor secara selektif,” jelas Zulhas.

Lebih lanjut, untuk sektor perdagangan luar negeri, dia menyampaikan, agar menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia tahun 2022 karena ekspor memberikan kontribusi yang sangat signifikan. Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang tetap melanjutkan tren pemulihan ekonomi pada 2022. Bahkan, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Uni Eropa justru mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2022.

Sejak kuartal IV/2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil terjaga di atas 5 persen. Meskipun sebelumnya pada kuartal II/2020 hingga kuartal I/2021 mengalami kontraksi atau minus, ekonomi Indonesia mampu bangkit dan pulih secara bertahap hingga tumbuh 5,72 persen yoy pada kuartal III/2022.

Selama pemulihan, ekspor menjadi salah satu komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Kontribusi ekspor barang dan jasa bahkan terus meningkat sejak kuartal II/2021 hingga kuartal III/2022, dari 20,46 persen menjadi 26,23 persen dari total produk domestik bruto (PDB).

Pertumbuhan ekspor barang dan jasa juga tercatat dua kali menjadi yang tertinggi pada 2022, yaitu pada kuartal I dan II dengan pertumbuhan 16,22 persen yoy dan 19,74 persen yoy. Nilai ekspor nonmigas sebagai pendorong kinerja ekspor total 2022 bahkan mencapai US$253,61 miliar pada Januari—November 2022, sudah melampaui capaian 2021 sebesar US$219,25 miliar.

Kenaikan harga komoditas seperti nikel dan batu bara memang masih menjadi faktor utama sebagai dampak supercycle commodity era. Pada Januari—November 2022 ekspor produk olahan nikel tumbuh sangat tinggi sebesar 398,39 persen yoy, diikuti batu bara sebesar 70,17 persen YoY.

Zulhas mengungkapkan, meskipun terjadi pelemahan global, selama periode tersebut ekspor produk manufaktur Indonesia masih tetap tumbuh. Besi baja tumbuh 37,11 persen yoy, alas kaki tumbuh 29,27 persen yoy, serta kendaraan dan bagiannya tumbuh 27,29 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper