Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Spanyol kembali turun di bulan kelima berturut-turut setelah mencapai level tertinggi pada Juli di 10,8 persen.
Dilansir dari Trading Economics pada Jumat (30/12/2022), Institut Statistik Spanyol (NSI) melaporkan inflasi tahunan turun menjadi 5,6 persen pada Desember dari 6,8 persen pada bulan sebelumnya, terendah sejak November 2021.
Melambatnya inflasi didorong oleh penurunan harga listrik pada bulan Desember dibandingkan tahun lalu (year-on-year/YoY), sedangkan bahan bakar membukukan penurunan yang lebih besar.
Sementara itu, harga pakaian dan alas kaki menurun, tetapi lebih sedikit dibandingkan tahun 2021 dan harga tembakau serta makanan olahan meningkat.
Di sisi lain, inflasi inti, yang mengecualikan barang-barang volatil seperti makanan dan energi yang tidak diolah, naik menjadi 6,9 persen dari 6,3 persen. Secara bulanan, inflasi mencapai 0,3 persen, setelah mencatat deflasi 0,1 pada November.
Dilansir dari Bloomberg, inflasi Spanyol in ilebih rendah dibandingkan median estimasi ekonom sebesar 5,8 persen.
Baca Juga
Data inflasi Spanyol memulai serangkaian data ekonom di seluruh zona euro dan negara-negara lain seperti Jerman dan Italia akan mencatat penurunan wilayah inflasi. Data inflasi resmi Zona Euro juga akan dirilis sepekan ke depan dan diperkirakan turun menjadi 1 digit.’
Data inflasi Eropa mendatang diperkirakan menjadi penentu sikap kebijakan suku bunga bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) untuk tahun 2023.
Bank of Spain memperingatkan meskipun terjadi perlambatan, inflasi masih tetap di level yang tinggi tahun ini dan tahun depan, dan baru akan kembali ke target 2 persen pada tahun 2025. Bank sentral memperkirakan rata-rata inflasi Spanyol mencapai 4,9 persen pada 2023 dan 3,6 persen pada 2024.
Meskipun inflasi yang tinggi membebani konsumsi dan investasi, ekonomi Spanyol diperkirakan akan terhindar dari resesi, yang dapat membantu Perdana Menteri Pedro Sanchez menjelang pemilihan umum setahun dari sekarang.
Sanchez mengungkapkan paket kebijakan senilai 10 miliar euro untuk terus memerangi inflasi, terutama inflasi makanan yang berkisar sekitar 15 persen.
Pemerintah yang telah menggelontorkan 45 miliar euro untuk langkah-langkah antiinflasi yang diluncurkan sejak 2021, memperpanjang keringanan pajak untuk tagihan listrik dan gas. Pemerintah juga mengurangi pajak pertambahan nilai (PPN) pada beberapa produk makanan.