Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Survei: Kesepakatan Brexit Gerus Daya Saing Bisnis Inggris di Uni Eropa

Survei Kamar Dagang Inggris menunjukkan kesepakatan Brexit dua tahun lalu menghalangi daya saing perusahaan Inggris di Uni Eropa.
Asahi Asry Larasati
Asahi Asry Larasati - Bisnis.com 22 Desember 2022  |  16:38 WIB
Survei: Kesepakatan Brexit Gerus Daya Saing Bisnis Inggris di Uni Eropa
Inggris - Pegipegi

Bisnis.com, JAKARTA - Survei Kamar Dagang Inggris mengungkapkan kesepakatan Brexit telah menggerus kemampuan perusahaan Inggris untuk bersaing di Uni Eropa (UE).

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (22/12/2022), laporan Kamar Dagang Inggris menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen perusahaan mengatakan kesepakatan Inggris dengan Uni Eropa dua tahun lalu untuk memfasilitasi perdagangan tidak membantu mereka meningkatkan penjualan atau memperluas pangsa pasar.

Produsen di Dorset, Siteright Construction Supplies Ltd., mengatakan bahwa mengimpor suku cadang untuk memperbaiki mesin yang rusak atau mengirim bahan baku dari UE sangat menyulitkan dan menghabiskan banyak waktu.

"Brexit adalah pemaksaan birokrasi terbesar yang pernah ada pada bisnis," ungkap manajemen Siteright.

Sementara itu, Nova Dog Chews di Ayrshire, Skotlandia, mengatakan daya saing perusahaan untuk menjangkau konsumen UE terus tergerus setelah Inggris meninggalkan blok 27 negara tersebut.

"Kami akan kehilangan semua perdagangan UE kami tanpa basis usaha di Uni Eropa. Hal ini telah merugikan bisnis kami dalam jumlah besar yang seharusnya bisa diinvestasikan di Inggris seandainya bukan karena Brexit." kata perusahaan itu.

Survei terhadap 1.168 bisnis ini diterbitkan hampir dua tahun setelah Inggris menandatangani Perjanjian Perdagangan dan Kerja Sama untuk memfasilitasi perdagangan bebas pasca-Brexit.

Empat dari lima perusahaan yang disurvei mengungkapkan bahwa biaya impor telah meningkat sejak saat itu, sementara tiga dari empat produsen mengatakan mereka mengalami kelangkaan pasokan barang dan jasa.

Lebih dari separuh perusahaan yang disurvei mengatakan mereka menghadapi kesulitan beradaptasi dengan aturan baru, dan 77 persen mengatakan kesepakatan Brexit tidak membantu mereka meningkatkan penjualan atau memperluas bisnis mereka.

Direktur Jenderal Kamar Dagang Inggris Shevaun Haviland memaparkan daya saing jangka panjang Inggris berpotensi tergerus jika tidak ada diskusi mengenai peningkatan hubungan perdagangan dengan Uni Eropa.

"Kalangan bisnis merasa Brexit menjadi penghalang besar karena tidak ada yang dilakukan untuk membantu mereka, hampir dua tahun setelah kesepakatan perdagangan pertama kali disetujui. Jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut, semakin banyak pedagang di UE mencari tempat lain dan semakin banyak kerugian yang terjadi." pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Brexit inggris ekonomi inggris
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top