Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaleidoskop 2022: Rezim Baru Tarif Listrik EBT hingga Hadirnya PLTB Termurah

Tahun 2022 menandai era baru pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan di Indonesia
 Pembangkit listrik tenaga bayu./Istimewa
Pembangkit listrik tenaga bayu./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri mendapatkan angin segar pada 2022 seiring terbitnya beleid acuan harga jual-beli listrik energi hijau itu. 

Pada September 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Jokowi, lewat Perpres itu, mengamanatkan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk melakukan negosiasi intensif dengan produsen listrik EBT dengan harga pembelian listrik patokan tertinggi. Selain menimbang biaya fasilitas jaringan, harga patokan itu juga memasukkan perhitungan lokasi pembangkit.

“Harga pembelian tenaga listrik berdasarkan harga patokan tertinggi dengan ketentuan negosiasi dengan batas atas berdasarkan harga patokan tertinggi tanpa eskalasi selama jangka waktu PJBL [perjanjian jual beli tenaga listrik] dan berlaku sebagai persetujuan harga dari menteri,” kata Jokowi seperti dikutip dari Perpres tersebut.

Kendati demikian, harga pembelian tenaga listrik untuk PLTP tetap mengakomodasi ketentuan eskalasi selama jangka waktu perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL) atau perjanjian jual beli uap panas bumi (PJBU) dengan negosiasi batas atas berdasarkan harga patokan tertinggi yang diamanatkan Perpres. Negosiasi itu bakal berlaku sebagai harga dasar.

Di sisi lain, Jokowi menjamin akan mengalokasikan kompensasi tambahan atas biaya yang telah dikeluarkan PLN untuk pembelian listrik bersih itu yang dipastikan menaikkan biaya pokok pembangkit tenaga listrik perusahaan pelat merah tersebut.

“Pembelian tenaga listrik yang memanfaatkan EBT menyebabkan peningkatan biaya pokok pembangkit tenaga listrik PLN, PLN harus diberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan dan pembayaran dilaksanakan sesuai kemampuan keuangan negara,” kata dia.

PLTB Termurah dari Total Eren dan Adaro Power

Tahun 2022 juga menandai era harga listrik murah pembangkit listrik energi terbarukan. Pada November 2022, Total Eren dan PT Adaro Power memenangkan tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut, Kalimantan Selatan, berkapasitas 70 megawatt (MW).

Konsorsium tersebut terpilih setelah memberikan penawaran harga jual beli listrik terendah kepada PLN. Penawaran itu menjadi yang terendah dalam sejarah pembangunan PLTB di Indonesia. Dalam pembangunan PLTB di Sidrap, penawaran harga terendah adalah sebesar US$11 sen per kWh. Kemudian, PLTB Jeneponto turun lagi sebesar US$10 sen per kWh. Sementara itu, penawaran konsorsium Total Eren dan Adaro Power untuk PLTB Tanah Laut itu mencapai US$5,5 sen per kWh.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan letter of intent (LoI) oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Managing Director Australia & Indonesia Total Eren Kam Tung Ho, dan Direktur PT Adaro Power Mustiko Bawono, serta disaksikan oleh Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (Adaro) Garibaldi Thohir di Bali, pada Selasa, (15/11/2022).

"Penetapan pemenang sebagai pengembang proyek merupakan salah satu milestone penting untuk menuju tahapan selanjutnya, yaitu penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dan financial close," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui siaran pers, Rabu (16/11/2022).

Darmawan mengatakan, PLN terus mendorong target net zero emission pada 2060 mendatang. Adapun, potensi angin yang cukup besar di Tanah Laut, Kalimantan Selatan bakal dimaksimalkan pemanfaatannya dengan pembangunan PLTB.

PLTB dengan kapasitas 70 MW yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage system (BESS) sebesar 10 MWh ini ditargetkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan pada 2024. Kehadiran PLTB Tanah Laut diharapkan dapat berperan dalam mengurangi emisi CO2 sebesar 220.000 ton per tahun dan berkontribusi dalam pencapaian target pengurangan emisi CO2 secara nasional sebesar 34,8 persen.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir mengatakan, Adaro terus berupaya melakukan transformasi dan tumbuh menjadi perusahaan yang lebih ramah lingkungan.

“Proyek ini menunjukkan komitmen kami dalam membangun Adaro yang lebih hijau melalui pilar Adaro Green, yang fokus pada pengembangan berbagai sumber energi baru terbarukan,” kata Garibaldi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper