Bisnis.com, JAKARTA — Utang negara terus mencatatkan peningkatan sepanjang tahun ini, sejalan dengan kenaikan rasio utang terhadap produk domestik bruto atau PDB pada semester kedua. Portofolio itu masih didominasi oleh utang dalam negeri.
Berdasarkan dokumen APBN Kita yang dipublikasikan Kementerian Keuangan, utang pemerintah tercatat bertambah Rp635,1 triliun hampir satu tahun. Penambahan itu terjadi dari posisi Januari 2022 ke November 2022.
Posisi utang negara per Januari 2022 tercatat senilai Rp6.919,1 triliun. Lalu, pada November 2022 nilainya naik menjadi Rp7.554,2 triliun atau bertambah Rp635,1 triliun.
Dari jumlah tersebut, 88,6 persen utang merupakan surat berharga negara (SBN) atau surat utang, yakni senilai Rp6.697,8 triliun. Sisanya, 11,4 persen merupakan utang berbentuk pinjaman negara senilai Rp856,4 triliun.
Berikut rincian lengkap utang pemerintah per 30 November 2022:
SBN Domestik: Rp5.297,81 triliun
- Surat utang negara (SUN): Rp4.317,74 triliun
- Surat Berharga Syariah Negara (SBSN): Rp980,08 triliun
SBN Valuta Asing (Valas): Rp1.400,02 triliun
- SUN: Rp1.066,68 triliun
- SBSN: Rp333,34 triliun
Pinjaman Dalam Negeri: Rp17,52 triliun
Pinjaman Luar Negeri: Rp838,90 triliun
- Pinjaman Multilateral: Rp510,35 triliun
- Pinjaman Bilateral: Rp278,06 triliun
- Pinjaman Bank Komersil: Rp50,49 triliun