Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu: 3 Lembaga Pemeringkat Sudah Beri Rating Kangaroo Bond

Kemenkeu menyebutkan tiga lembaga pemeringkat telah memberikan rating untuk Kangaroo Bond Indonesia yang terbit Agustus 2025.
Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu)/kemenkeu.go.id
Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu)/kemenkeu.go.id
Ringkasan Berita
  • Kementerian Keuangan Indonesia berencana menerbitkan Kangaroo Bond dalam denominasi dolar Australia pada Agustus 2025, dengan tiga lembaga pemeringkat utama, S&P, Moody's, dan Fitch, telah memberikan peringkatnya.
  • Peringkat kredit yang diberikan adalah BBB oleh S&P dan Fitch, serta (P)Baa2 oleh Moody's, mencerminkan peringkat issuer jangka panjang Pemerintah Indonesia dengan prospek stabil.
  • Penerbitan Kangaroo Bond ini merupakan bagian dari pembiayaan APBN 2025, dengan hasil penjualan obligasi akan digunakan untuk anggaran umum, dan pemerintah melakukan sosialisasi kepada pihak Australia untuk memastikan penerbitan berjalan lancar.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan mengungkapkan dalam rangka menjelang penerbitan surat utang internasional denominasi dolar Australia alias Kangaroo Bond pada Agustus 2025, sebanyak tiga lembaga pemeringkat global telah memberikan ratingnya. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengungkapkan bahwa tiga lembaga pemeringkat utama, yakni S&P, Moody’s, dan Fitch telah memberikan peringkat atas setiap penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) valuta asing oleh pemerintah Indonesia, termasuk untuk penerbitan Kangaroo Bonds. 

“Ketiga lembaga tersebut telah menerbitkan peringkat untuk obligasi AUD maupun program AMTN [Australian Medium Term Note] Pemerintah Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Kamis (31/7/2025). 

Penerbitan SBN valas ini merupakan bagian dari pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperkirakan akan mencapai Rp662 triliun pada tahun ini. Hingga semester I/2025, pembiayaan telah terealisasi senilai Rp283,6 triliun. 

Artinya, masih ada ruang pembiayaan senilai Rp378,4 triliun untuk memasok pendapatan melalui utang. Suminto belum memberikan penjelasan lebih terperinci terkait besaran maupun tingkat imbal hasil atau yield dari Kangaroo Bond yang akan terbit tersebut. 

Melihat laporan resmi dari S&P, lembaga tersebut memberikan peringkat kredit BBB untuk Kangaroo Bond alias obligasi pemerintah RI dalam denominasi dolar Australia, yang bakal terbit pada Agustus 2025. Pemberian peringkat untuk obligasi perdana dalam mata uang dolar Australia tersebut diberikan per 28 Juli 2025.  

“S&P Global Ratings memberikan peringkat kredit jangka panjang untuk obligasi yang diusulkan Indonesia dalam denominasi dolar Australia,” tulis lembaga tersebut, dikutip pada Rabu (30/7/2025). 

Serupa, Fitch Ratings juga telah memberikan peringkat ‘BBB’ untuk obligasi denominasi dolar Australia yang diusulkan oleh Indonesia (BBB/Stable).

Sementara lembaga pemeringkat Moody’s memberikan peringkat (P)Baa2 untuk obligasi tanpa jaminan program Medium Term Note (MTN) baru milik pemerintah dalam denominasi dolar Australia. Selain itu, peringkat yang sama diberikan untuk obligasi tanpa jaminan di bawah program tersebut. 

Peringkat tersebut mencerminkan peringkat issuer/penerbit jangka panjang Pemerintah Indonesia sebesar Baa2 dengan prospek stabil.

Surat utang valas tersebut disebutkan memiliki tenor 5 tahun dan 10 tahun. Nantinya, hasil penjualan obligasi akan digunakan untuk anggaran umum dalam APBN. 

Berdasarkan syarat dan ketentuan yang tersedia bagi kami, obligasi yang akan diterbitkan dalam program MTN denominasi dolar Australia pemerintah akan merupakan kewajiban langsung, tanpa syarat, dan tidak subordinat dari Pemerintah Indonesia sebagai penerbit.

Obligasi tersebut akan memiliki peringkat yang sama (pari passu) dengan semua utang eksternal senior tanpa jaminan saat ini maupun yang akan terbit di masa mendatang dari Pemerintah Indonesia.

Sebelumnya, rencana penerbitan Kangaroo Bond oleh pemerintah sebagai bagian dari pembiayaan APBN 2025 menghadapi sejumlah tantangan mengenai kecocokan instrumen nondolar tersebut dalam portofolio manajer investasi lokal di Australia, termasuk kredit RI yang dinilai rendah. Penerbitan Kangaroo Bond oleh Indonesia juga dinilai tidak sejalan dengan obligasi supranasional dari negara maju yang lebih dikenal. 

"Sejumlah dana mungkin tidak dapat menampung obligasi ini karena peringkat kredit Indonesia yang masih berada pada level investment grade rendah," kata perusahaan manajer aset swasta Australia, Jamieson Coote Bonds.

Untuk itu, pemerintah telah melakukan sosialisasi kepada pihak Australia melalui investor meeting di Canberra. Bahkan, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono melawat langsung ke Australia.

Dalam keterangan resmi yang dirilis Rabu (30/7/2025), dua pertemuan kunci digelar pada awal pekan ini, masing-masing dengan Australian Prudential Regulation Authority (APRA) dan Utusan Khusus PM Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penerbitan Kangaroo Bond yang direncanakan pada Agustus 2025 masih akan menunggu keputusan hasil pertemuan investor di Australia. 

Mengingat penerbitan Kangaroo Bond akan menjadi sejarah bagi Indonesia, sehingga Sri Mulyani akan melakukan peninjauan secara hati-hati terhadap kondisi pasar.   

“Kami nanti akan membuat keputusan mengenai penerbitan, apabila kondisi semuanya baik, kami berencana melakukan [penerbitan] pada Agustus [2025],” ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Senin (28/7/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro