Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Banyak Sarjana Nganggur, Menaker: Tidak Sesuai Kebutuhan Pasar

Menaker Ida Fauziyah menyoroti banyaknya pengangguran dari lulusan pendidikan yang lebih tinggi seperti SMA/SMK, hingga lulusan S1 atau sarjana.
Annasa Rizki Kamalina
Annasa Rizki Kamalina - Bisnis.com 22 Desember 2022  |  18:18 WIB
Banyak Sarjana Nganggur, Menaker: Tidak Sesuai Kebutuhan Pasar
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menemui sejumlah pekerja yang menerima bantuan pemerintah berupa subsidi gaji/upah (BSU) bagi pekerja/buruh tahun 2022 di Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (6/10/2022) - Humas Kemenaker.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, melihat saat ini kondisi pengangguran Indonesia per Agustus 2022, cenderung tinggi. Pengangguran terbanyak justru berasal dari lulusan pendidikan yang lebih tinggi seperti SMA/SMK, hingga lulusan S1 atau sarjana.

Ida menyampaikan, penduduk bekerja justru terisi oleh pekerja dengan waktu penuh, sektor informal dan lulusan SMP ke bawah.

"Pekerja di Indonesia ini diisi oleh tenaga kerja dengan pendidikan SMP ke bawah. Sementara kalau kita lihat profil ketenagakerjaan kita, yang menganggur justru yang tingkat pendidikannya lebih tinggi, yaitu SMA/SMK, diploma, dan sarjana. Ini tantangan tersendiri," kata Ida dalam keterangan resmi, Rabu (21/12/2022).

Untuk itu, melalui Peraturan Presiden (Perpres) No.68/2022 sebagai bagian dari UU Cipta Kerja, pemerintah telah mulai melakukan revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sehingga berorientasi pada kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, sehingga nantinya lulusan dapat lebih terserap.

"Jadi Bapak Presiden melihat itu dengan dikeluarkannya Perpres No. 68/2022 sebagai bagian dari kerangka regulasi UU Cipta Kerja yang isinya poin penting dari Perpres itu berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan kewirausahaan. Tadi kenapa yang menganggur itu pendidikannya tinggi karena tidak berkesesuaian dengan kebutuhan pasar kerja," ujarnya.

Dengan revitalisasi tersebut, nantinya pendidikan dan pelatihan vokasi bisa menjawab dunia usaha dan dunia industri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022, jumlah angkatan kerja sebanyak 143,72 juta orang, naik 3,57 juta orang dibanding Agustus 2021. Penduduk yang bekerja sebanyak 135,30 juta orang, naik sebanyak 4,25 juta orang dari Agustus 2021.

Adapun, jumlah pengangguran tercatat sebanyak 8,42 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,86 persen. Artinya, dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur.

Pada Agustus 2022, TPT tamatan Sekolah Menengah Kejuruan masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 9,42 persen. Kemudian diikuti oleh SMA sebesar 8,57 persen, kemudian SMP (5,95 persen).

Selain itu, TPT dari jenjang Diploma IV, S1, S2, dan S3 menyumbang 4,80 persen, Diploma I/II/III menyumbang 4,59 persen. Adapun, TPT yang paling rendah adalah pendidikan SD ke Bawah, yaitu sebesar 3,59 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

pengangguran menaker Cipta Kerja vokasi lapangan kerja
Editor : Fitri Sartina Dewi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top