Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Sarjana Nganggur, Menaker: Tidak Sesuai Kebutuhan Pasar

Menaker Ida Fauziyah menyoroti banyaknya pengangguran dari lulusan pendidikan yang lebih tinggi seperti SMA/SMK, hingga lulusan S1 atau sarjana.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menemui sejumlah pekerja yang menerima bantuan pemerintah berupa subsidi gaji/upah (BSU) bagi pekerja/buruh tahun 2022 di Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (6/10/2022)/Humas Kemenaker.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menemui sejumlah pekerja yang menerima bantuan pemerintah berupa subsidi gaji/upah (BSU) bagi pekerja/buruh tahun 2022 di Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (6/10/2022)/Humas Kemenaker.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, melihat saat ini kondisi pengangguran Indonesia per Agustus 2022, cenderung tinggi. Pengangguran terbanyak justru berasal dari lulusan pendidikan yang lebih tinggi seperti SMA/SMK, hingga lulusan S1 atau sarjana.

Ida menyampaikan, penduduk bekerja justru terisi oleh pekerja dengan waktu penuh, sektor informal dan lulusan SMP ke bawah.

"Pekerja di Indonesia ini diisi oleh tenaga kerja dengan pendidikan SMP ke bawah. Sementara kalau kita lihat profil ketenagakerjaan kita, yang menganggur justru yang tingkat pendidikannya lebih tinggi, yaitu SMA/SMK, diploma, dan sarjana. Ini tantangan tersendiri," kata Ida dalam keterangan resmi, Rabu (21/12/2022).

Untuk itu, melalui Peraturan Presiden (Perpres) No.68/2022 sebagai bagian dari UU Cipta Kerja, pemerintah telah mulai melakukan revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sehingga berorientasi pada kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, sehingga nantinya lulusan dapat lebih terserap.

"Jadi Bapak Presiden melihat itu dengan dikeluarkannya Perpres No. 68/2022 sebagai bagian dari kerangka regulasi UU Cipta Kerja yang isinya poin penting dari Perpres itu berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan kewirausahaan. Tadi kenapa yang menganggur itu pendidikannya tinggi karena tidak berkesesuaian dengan kebutuhan pasar kerja," ujarnya.

Dengan revitalisasi tersebut, nantinya pendidikan dan pelatihan vokasi bisa menjawab dunia usaha dan dunia industri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022, jumlah angkatan kerja sebanyak 143,72 juta orang, naik 3,57 juta orang dibanding Agustus 2021. Penduduk yang bekerja sebanyak 135,30 juta orang, naik sebanyak 4,25 juta orang dari Agustus 2021.

Adapun, jumlah pengangguran tercatat sebanyak 8,42 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,86 persen. Artinya, dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur.

Pada Agustus 2022, TPT tamatan Sekolah Menengah Kejuruan masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 9,42 persen. Kemudian diikuti oleh SMA sebesar 8,57 persen, kemudian SMP (5,95 persen).

Selain itu, TPT dari jenjang Diploma IV, S1, S2, dan S3 menyumbang 4,80 persen, Diploma I/II/III menyumbang 4,59 persen. Adapun, TPT yang paling rendah adalah pendidikan SD ke Bawah, yaitu sebesar 3,59 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper