Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kala Jokowi dan Sri Mulyani Kompak Kasih Sinyal Pandemi Berakhir

Berikut sinyal atau bocoran yang diberikan oleh Presiden Jokowi dan Menkeu Sri Mulyani soal pandemi Covid-19 berakhir tahun ini.
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menkeu Sri Mulyani dan Menlu Retno Marsudi membuka KTT G20 Bali di The Apurva Kempinski, Bali pada Selasa (15/11/2022). Dok. Biro Setpres RI
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menkeu Sri Mulyani dan Menlu Retno Marsudi membuka KTT G20 Bali di The Apurva Kempinski, Bali pada Selasa (15/11/2022). Dok. Biro Setpres RI

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada akhir tahun merujuk data konfirmasi kasus positif yang kian merosot.

“Kemarin kasus harian kita berada di angka 1.200 [kasus konfirmasi] dan mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB dan PPKM kita. Namun, perjalanan seperti itu harus kita ingat, betapa sangat sulitnya [bertahan saat itu],” ujarnya saat membuka agenda Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Ballroom Ritz Carlton, Rabu (21/12/2022).

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan 1.297 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada Selasa (20/12/2022). Dengan demikian, Satgas Covid-19 telah mencatat 6.711.703 kasus positif.

Berdasarkan angka tersebut, Provinsi Jawa Barat saat ini menjadi provinsi dengan laporan kasus harian Covid-19 tertinggi, dengan total sebanyak 355 kasus. Kemudian diikuti dengan DKI Jakarta dengan 317 kasus. Jawa Timur dengan 141 kasus, Banten 126 kasus, serta Jawa Tengah dengan total 100 kasus baru.

Selain itu, terdapat 2.781 kasus sembuh pada Selasa (20/12/2022). Maka, total kasus sembuh di Indonesia telah mencapai 6.525.525 kasus. Satgas Penanganan Covid-19 juga mencatat 27 meninggal akibat virus Covid-19, sehingga total kasus meninggal ialah sebanyak 160.451 kasus.

Sebelumnya dalam sambutannya, Jokowi bercerita situasi yang menegangkan saat Covid-19 varian Delta masuk ke Indonesia. Kala itu, Jokowi mengatakan kasus harian mencapai 56.000 kasus per hari.

"Saya perlu ingatkan mengenai gempuran adanya pandemi Covid-19. Saat itu, saya katakan hampir 80 persen Menteri menyarankan saya untuk lockdown. Termasuk masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau itu kita lakukan saat itu, ini ceritanya akan lain sekarang ini," katanya.

Dia melanjutkan kondisi pandemi makin buruk setelah muncul varian Omicron, di mana saat puncak varian tersebut, jumlah konfirmasi kasus mencapai 64.000 kasus per hari. Alhasil, Kepala Negara mengaku saat itu tenaga kesehatan kekurangan APD, oksigen tidak ada, hingga pasien yang numpuk di rumah sakit.

"Untung saat itu kita masih tenang, tidak gugup, tidak gelagapan sehingga situasi yang sangat sulit itu bisa kita kelola dengan sangat baik," pungkas Jokowi.

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani mengatakan bahwa tren kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri semakin terkendali. Dia bahkan mengungkapkan bahwa 2022 akan menjadi tahun terakhir pandemi Covid-19. Hal yang sama juga terjadi di tingkat global, meski di China saat ini mencatatkan tren peningkatan kasus Covid-19, seiring dengan pembukaan aktivitas masyarakat di negara itu.

“Karena ini tahun ketiga dan kita harapkan ini tahun terakhir untuk Indonesia dan dunia menghadapi pandemi,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (20/12/2022).

Sri Mulyani mengatakan Indonesia berada dalam situasi yang relatif baik dari jumlah kasus maupun peningkatan vaksinasi. Per 16 Desember 2022, pemerintah mencatat total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6,71 juta kasus, dengan kasus aktif sebanyak 32.042 kasus.

Sementara itu, pemerintah mencatat ada sebanyak 160.362 kasus kematian atau dengan tingkat 2,4 persen. Di sisi global, total kasus Covid-19 mencapai 657,06 juta kasus dengan kasus aktif sebanyak 18,40 juta kasus. Kasus kematian kumulatif tercatat mencapai 6,67 juta kasus.

Menurutnya, pemerintah akan terus mewaspadai peningkatan kasus Covid-19 seiring dengan aktivitas masyarakat yang meningkat pada momentum libur Natal dan tahun baru.

“45 juta masyarakat yang akan travelling pada tahun ini, tentu akan meningkatkan kegiatan ekonomi, namun di sisi lain tetap terjaga dari sisi ancaman Covid-19,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper