Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Presidensi G20 India sudah dimulai pada Desember 2022. Dia mengungkapkan beberapa program prioritas hasil G20 Indonesia untuk tetap dilanjutkan.
Dia mengungkapkan ada program prioritas untuk G20 finance track India dan untuk Presidensi India secara keseluruhan beberapa agenda yang selama ini sudah diprioritaskan di Indonesia juga akan tetap dilakukan oleh India.
"Dalam hal ini, kami akan monitor seperti kayak pandemic fund itu masih akan terus diberikan prioritas agenda untuk program yang berhub dengan climate change, climate finance juga nanti akan dibahas di India," ujarnya saat ditemui usai malam apresiasi G20 di Hotel Fairmont, Selasa (20/12/2022).
Sri Mulyani melihat untuk program digital akan menjadi perhatian yang cukup besar di India. Selain itu, Indonesia juga tetap memantau terutama program yang berkaitan dengan krisis pangan dan energi, ini termasuk yang akan dibahas di India
Dengan demikian, Menkeu memastikan program atau prioritas isu yang selama ini sudah emnjadi perhatian di presidensi G20 Indonesia akan terus dilakukan oleh India sebagai presidensi selanjutnya.
"Kami juga akan follow up dari G20 Leaders Declaration yang berhubungan dengan Indonesia, seperti kesepakatan transisi energi itu akan terus monitor dengan PLN dan program energy mechanism yang bisa diwujudkan sehingga dana-dana tersebut bisa benar-benar masuk," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan komitmen investasi yang didapat Indonesia saat perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali mencapai US$700 miliar.
Komitmen investasi tersebut, lanjutnya, terdiri dari beberapa jenis program, antara lain proyek bilateral, multilateral, serta proyek khusus dari satu negara.