Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Suram! ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi RI Jadi 4,8 Persen pada 2023

Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi ekonomi RI menjadi 4,8 persen pada 2023. Apa alasannya?
Ni Luh Anggela
Ni Luh Anggela - Bisnis.com 19 Desember 2022  |  18:02 WIB
Suram! ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi RI Jadi 4,8 Persen pada 2023
Logo Asian Development Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (8/4/2020). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mendatang.

Dalam laporan Asian Development Outlook Supplement edisi Desember 2022, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat menjadi 4,8 persen pada 2023. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,0 persen.

ADB mengungkapkan alasan dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lantaran pada tahun depan, pertumbuhan akan tertahan oleh melambatnya ekspor barang. Hal tersebut seiring dengan melemahnya perekonomian di negara maju, konsumsi swasta kembali ke tren pertumbuhan, dan pengetatan kebijakan fiskal dan moneter.

Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, ADB masih mempertahankan proyeksinya di 5,4 persen untuk setahun penuh. 

“Sejauh ini di tahun 2022, konsumsi swasta terus tumbuh di atas tingkat tren sebelum pandemi, dan investasi meningkat,” tulis laporan ADB seperti dikutip Senin (19/12/2022).

Adapun, tingkat inflasi di Indonesia rata-rata diprediksi menjadi 4,2 persen pada tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, meski masih berada di atas target Bank Indonesia (BI) yakni sebesar 2 persen hingga 4 persen.

Sementara, ADB juga menetapkan proyeksi inflasi untuk 2023 direvisi turun sedikit menjadi 5,0 persen.

“Untuk alasan yang sama— output di bawah potensi penuh, pasokan yang cukup menahan harga pangan, ekspektasi inflasi yang stabil, dan bank sentral telah memulai babak pre-emptive kenaikan suku bunga kebijakan,” jelas ADB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

ADB pertumbuhan ekonomi indonesia Inflasi
Editor : Feni Freycinetia Fitriani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top