Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Proyeksi Bank Dunia, Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Cuma 4,8 Persen

Ekonomi Indonesia pada 2023 diproyeksikan tumbuh sebesar 4,8 persen. Proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2022
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 15 Desember 2022  |  11:42 WIB
Proyeksi Bank Dunia, Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Cuma 4,8 Persen
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA– Perekonomian Indonesia pada 2023 diproyeksikan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun ini sejalan dengan pelambatan ekonomi global.

Kepala Ekonom World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Habib Rab menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia pada 2023 diproyeksikan tumbuh sebesar 4,8 persen.

Proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2022 yang diproyeksikan mencapai 5,2 persen.

“Kami proyeksikan tetap kuat, meskipun pertumbuhannya agak sedikit melambat. Pertumbuhan diperkirakan 5,2 persen pada 2022 menjadi 4,8 persen pada 2023,” katanya, Kamis (15/12/2022).

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut masih tetap kuat, meski konsumsi swasta akan cenderung melambat.

Di sisi lain, dia memperkirakan tingkat inflasi pada 2023 akan tetap berada di atas target sasaran Bank Indonesia, sekitar 2–4 persen. Tingkat inflasi 2023 diperkirakan mencapai 4,5 persen.

Selanjutnya, laju inflasi baru diperkirakan melandai pada 2024, yang diproyeksikan mencapai 3,6 persen.

Dari sisi fiskal, dia juga memperkirakan defisit APBN akan kembali ke level di bawah 3 persen, tepatnya mencapai 2,7 persen dari PDB Indonesia pada 2022.

“Defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB, didorong oleh sisi pendapatan yang meningkat dan turunnya belanja penanganan Covid-19,” jelasnya.

Dia menambahkan, beberapa risiko yang perlu diwaspadai ke depan diantaranya masih akan ada guncangan harga komoditas, tekanan dari sisi permintaan, dan berlanjutnya pelemahan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor : Kahfi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top