Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat, Fitch, memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,6 persen pada 2024. Hal tersebut didukung oleh dampak positif dari implementasi UU Cipta Kerja terhadap kenaikan investasi, serta komitmen pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut, termasuk pembangunan ibu kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser, Kalimantan Timur.
“Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,6 persen pada tahun 2024,” tulis Fitch dalam laporan yang dirilis hari ini, Rabu (14/12/2022) mengutip laman resmi Bank Indonesia.
Adapun pada tahun ini, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,2 persen, sedangkan pada 2023 diperkirakan tumbuh melambat menjadi 4,8 persen lantaran permintaan global yang melemah, suku bunga yang tinggi, dan harga komoditas yang menurun.
Dari sisi eksternal, Fitch memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat defisit sebesar 0,8 persen dari PDB pada 2023 mendatang. Penanaman modal asing (PMA) secara gradual diperkirakan terus meningkat, sehingga diharapkan dapat mendorong ekspor sektor manufaktur dan kelanjutan aktivitas hilirisasi.
“Terkait perkembangan harga, penerapan kebijakan moneter ketat diperkirakan mampu menurunkan inflasi sehingga mencapai kisaran sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada akhir tahun 2023,” jelas laporan itu.
Perlu diketahui, Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada 14 Desember 2022.
Baca Juga
Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang pemerintah terhadap PDB yang rendah.