Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Periode Nataru Berpotensi Dongkrak Pendapatan Industri Mamin

Ekonom menilai momen Nataru bakal mendongkrak pendapatan industri makanan dan minuman sebesar 5 persen secara kuartalan pada kuartal IV/2022.
Pekerja di pabrik pengolahan makanan/JIBI
Pekerja di pabrik pengolahan makanan/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) diproyeksikan dapat mendongkrak pendapatan industri makanan dan minuman (mamin). 

Ekonom Celios Bhima Yudhistira mengatakan, masyarakat akan memanfaatkan momentum tersebut untuk membeli produk mamin, baik di tempat rekreasi, mal, supermarket, maupun toko-toko ritel lain di daerah.

"Pertumbuhan industri makanan minuman diperkirakan mencapai 5 persen secara q-t-q pada kuartal IV/2022 karena momentum Nataru," kata Bhima ketika dihubungi Bisnis pada Rabu (14/12/2022).

Mengantisipasi hal itu, Bhima menyarankan pelaku industri mamin untuk memperluas kanal distribusi serta melakukan promosi dan menaikkan anggaran belanja iklan.

Bhima menyebut upaya tersebut perlu dilakukan karena momentum positif pada periode Nataru tidak lepas dari tantangan. Terutama terkait kenaikan biaya bahan baku dan angkutan logistik yang mendorong terjadinya penyesuaian harga.

"Ada juga yang menyesuaikan ukuran produk atau mengeluarkan produk baru dengan varian harga yang lebih terjangkau konsumen," kata Bhima.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey optimistis penjualan produk mamin bakal melonjak hingga 20 persen pada periode Nataru kali ini. 

"Sebab, kondisi rantai pasok dari industri hulu dipastikan aman. Daya beli masyarakat juga baik dilihat dari berbagai indikator ekonomi. Jadi, diperkirakan penjualan akan terkerek hingga 20 persen," kata Roy kepada Bisnis.

Roy menjelaskan, beberapa indikator perekonomian tersebut di antaranya indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks penjualan riil (IPR), serta purchasing managers index (PMI) manufaktur.

Mengutip data Bank Indonesia, IKK pada November 2022 tercatat sebesar 119,1 atau masih berada di zona optimistis. Sementara itu, IPR pada Oktober 2022 tercatat sebesar 202,7 atau tumbuh 3,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).

IPR untuk subsektor mamin tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,2 persen yoy.

Dari sisi PMI manufaktur, pelaku usaha optimistis karena pada November 2022 indeksnya masih berada di zona ekspansi sebesar 50,3 poin menurut survey S & P Global.

Sementara itu, mengacu pada survei Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Indeks Keyakinan Industri (IKI) pada November 2022 Indonesia terpantau masih ekspansif sebesar 50,89 poin.

Roy mengatakan, proyeksi penjualan produk mamin pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 sebesar 20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama pada 2 tahun sebelumnya.

Pada periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, lonjakan penjualan produk mamin dari bulan-bulan normal hanya mentok di angka 10 persen. "Untuk itu, kami optimistis terhadap geliat sektor mamin kali ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper