Bisnis.com, JAKARTA - Pembatasan angkutan barang selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) rencananya diterapkan pada 24 Desember, 30 Desember, dan 31 Desember 2022.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pembatasan angkutan barang juga akan diterapkan pada titik-titik tertentu.
"Ada [pembatasan angkutan barang] di beberapa titik akhir tertentu mungkin [diterapkan] tanggal 24, 30, dan 31 [Desember 2022]," jelasnya usai Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Selasa (13/12/2022).
Pemerintah juga diminta secara khusus untuk mengawasi pergerakan angkutan barang yang melanggar aturan dimensi maupun muatan, atau over dimension and over load (ODOL). Komisi V DPR secara khusus meminta kepada pemerintah dan Kepolisian untuk mengatasi truk sarat muatan itu.
Ketua Komisi V DPR Lasarus menilai truk sarat muatan itu menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Dia paling menyoroti dampak truk sarat muatan kepada kerusakan jalan.
"Beban jalan yang dibangun Pak Basuki [Hadimuljono Menteri PUPR] ini 10 ton, tapi yang lewat [kendaraan dengan berat] 30 ton. Ini membuat jalan rusak. Kami minta ini diselesaikan oleh Kemenhub dan Kakorlantas apalagi kita mau masuk libur Natal dan tahun baru," ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menilai adanya rencana pengaturan mobilitas angkutan barang pada saat libur Natal dan tahun baru bisa menghambat target kinerja perusahaan logistik akhir tahun.
Menurut Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan, rencana pemerintah itu dikhawatirkan bisa menghambat target capaian kinerja logistik para perusahaan angkutan barang.
"Kalau logistik itu harus jalan terus. Apalagi semua mengejar target nasional terkait dengan performance ukuran logistik akhir tahun. Ini hal yang penting juga [diperhatikan] semisal ada pengalihan," ujar Gemilang, Rabu (7/12/2022).
Gemilang menilai adanya pengaturan lalu lintas angkutan barang selama high season guna memprioritaskan kendaraan penumpang, umum atau pribadi. Dia menyayangkan dampaknya terhadap perusahaan logistik karena berpotensi menimbulkan kerugian.
"Ini memang tidak berubah pemikirannya bahwa kelancaran logistik selalu dikalahkan oleh orang berwisata dan berlibur. Ini jadi kerugian bagi kami," ujarnya.
Oleh sebab itu, Gemilang berpesan agar regulator nantinya bisa memastikan kelancaran logistik selama Natal dan tahun baru, kendati mobilitas masyarakat tinggi. Dia menekankan agar nantinya kemacetan juga bisa diantisipasi.
"Saya harapkan logistik bisa tetap berjalan lancar dan tidak macet. Walaupun kami tidak tahun target masing-masing perusahaan logistik, tapi sekarang ada kecenderungan penurunan ekspor impor hingga 30 persen. Ini memang kami harus berjuang," tandasnya.