Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan greenwashing atau money laundry menjadi tantangan yang akan dihadapi kedepannya.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani saat mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kongres XIV Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (13/12/2022).
Sri Mulyani mengungkapkan, di berbagai negara di Eropa, pencatatan ekonomi hijau tidak kredibel, atau dengan kata lain manipulatif.
“Saya sudah melihat di berbagai negara di Eropa, di mana pencatatan green economy ternyata tidak kredibel atau manipulatif,” kata Sri Mulyani, Selasa (13/12/2022).
Adanya manipulasi data tersebut, terjadi karena standar ESG (Environmental, Social, and Governance) relatif masih baru. Inilah yang kemudian menyebabkan banyaknya greenwashing atau money laundry.
“Jadi apakah ini adalah money laundry atau greenwashing, itu adalah tantangan yang baru,” ujarnya.
Baca Juga
Mantan Direktur Bank Dunia itu berharap, IAI tetap menjaga integritas dan profesionalitas di tengah berbagai tantangan dan risiko yang muncul. Pasalnya, lanjut dia, praktik greenwashing atau money laundry banyak dilakukan oleh para akuntan.
“Banyak yang melakukan greenwashing, yang bagian nyuci-nyuci ini biasanya akuntan yang melakukan. Mereka yang nyuci-nyuci, mereka yang ditangkap oleh sesama akuntan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia berpesan kepada para akuntan untuk terus menjadi pilar yang mampu menjaga kepercayaan publik, Sebab, akuntan tak hanya berperan sebagai value reporter, namun juga sebagai value creator dan value protector. Dengan begitu, baik masyarakat, organisasi bisnis, maupun pemerintah mampu membuat keputusan yang kredibel dan akurat dengan menjaga dari berbagai ancaman risiko yang akan terus bermunculan.