Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir: Utang PLN Susut Rp96 Triliun, Transformasi Bisnis Terus Didorong

Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim utang jumbo PLN berhasil dipangkas hingga Rp96 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan saat acara pelepasan tim Jelajah BUMN 2022 di Jakarta, Rabu (14/9/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan saat acara pelepasan tim Jelajah BUMN 2022 di Jakarta, Rabu (14/9/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa upaya transformasi bisnis PT PLN (Persero) telah berhasil menciutkan utang perusahaan setrum pelat merah itu dari Rp500 triliun menjadi Rp404 triliun.

“Nah, ini salah satunya bagaimana kita menyehatkan PLN dan terbukti hari ini dari total utang PLN yang dulu Rp500 triliun itu kan sekarang turun menjadi Rp404 triliun, sudah ada percepatan Rp96 triliun, baik utang atau cicilan yang dipercepat,” ungkap Erick  dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR dengan BUMN di Gedung DPR Jakarta pada Senin, (5/12/2022).

Erick menuturkan, pihaknya akan terus mendorong transformasi PLN melalui pembentukan holding dan subholding yang berperan penting dalam ketahanan energi Indonesia.

“Tidak kalah pentingnya ketahanan energi karena itu transformasi melalui holding dan subholding PLN juga menjadi highlight bagi kami, karena ini penting sekali,” kata Erick. 

Dalam transformasi bisnis PLN tersebut, PLN sebagai holding akan difokuskan pada transmisi dan ritel, sementara sektor pembangkitan akan dibentuk subholding pembangkit tersendiri. Subholding pembangkit tersebut tidak hanya mengembangkan pembangkit listrik batu bara, tetapi juga pembangkit listrik tenaga surya dan panas bumi.

Selain itu, dalam upaya ini, dilakukan juga spin off subholding beyond kWh yang akan mengoptimalisasi aset yang dapat mendukung pengembangan ekonomi digital Indonesia.

Selain itu, Erick juga memaparkan, Indonesia telah menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang, 10 tahun lebih lambat dari sederet negara maju lainnya. Meski demikian, Erick menyebut target ini sudah sesuai dengan road map Indonesia. 

"Ini berdasarkan roadmapnya kita, bukan road map yang didorong-dorong negara lain sehingga kalau kita mengikuti 100 persen keinginan mereka, yang bisa mengakibatkan tentu listrik kita menjadi lebih mahal," papar Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper