Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, tagihan kompensasi dan subsidi energi dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Pertamina (Persero) sangat besar tahun ini, yakni hampir mencapai Rp500 triliun.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani saat menjadi panelis dalam CEO Forum XIII bertajuk “Tantangan dan Langkah Percepatan Pemulihan 2023” di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Sri Mulyani mengatakan, tagihan yang membengkak tersebut dimanfaatkan untuk menjaga PLN dan Pertamina tetap jalan, serta menjaga daya beli masyarakat di tengah meningkatnya harga energi global.
“Pak Darmo [Direktur Utama PLN] dan Pertamina, dua orang ini nagihnya banyak banget sampai di atas Rp500 triliun,” kata Sri Mulyani, Jumat (2/12/2022).
Sebagaimana diketahui, pemerintah menaikkan lebih dari tiga kali lipat subsidi dan kompensasi BBM. Keputusan itu diambil saat harga minyak dunia naik di atas USD 100 per barel. Tingginya permintaan konsumsi energi masyarakat juga menjadi alasan pemerintah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi. Bersamaan dengan itu, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS berada di atas asumsi APBN 2022.
Kedepannya, pemerintah akan terus memantau harga ICP mengingat dinamika global yang cukup kompleks seperti adanya pertemuan OPEC, perang di Ukraina yang belum dipastikan kapan akan berakhir, hingga manuver G7 untuk melakukan price cap terhadap minyak.
Baca Juga
“Ini semua akan memengaruhi asumsi kita tahun depan yang nanti akan menentukan berapa besar ICP memengaruhi harga listrik dan BBM kita,” pungkasnya.