Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan strategi yang akan dilakukan BUMN dalam menghadapi ancaman krisis pangan. Salah satunya adalah dengan membentuk tim untuk penugasan pangan.
“Resesi pangan menjadi yang sangat concern, karena itu kami sudah mengundang tim dan sudah ada kesepakatan yang akan dipaparkan ke pemerintah, peran daripada Bulog dan RNI seperti apa ke depan,” kata Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (5/12/2022).
Erick menyampaikan karena tidak mungkin Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI mendapat penugasan yang sama dalam mengurus pangan.
Dirinya akan memperjelas tugas bagi kedua perusahaan milik BUMN tersebut agar tidak tercampur. Pasalnya, masalah penugasan soal pangan ke depannya akan menjadi isu penting dalam menghadapi ancaman krisis pangan.
“Harus jelas mana yang market oriented, mana yang penugasan, kalau tidak ini tercampur terus di bawah, tadi para anggota dewan bicara offtaker, saya rasa di dalam penugasan ada di market, ini kan harus beda. Apakah Bulog memang hanya untuk kebutuhan pokok dan RNI dilepaskan [yang lainnya],” jelas Erick.
Dia mengungkapkan salah satu langkah BUMN untuk membantu penyediaan pangan yaitu dengan mendorong pendanaan yang diberikan pemerintah di dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) dengan bunga murah.
Keberadaan bunga murah tersebut diharapkan membantu para offtaker dalam hal ini Perum Bulog dan RNI sehingga tidak ada beban bunga yang nanti justru dikhawatirkan menjadi sumber permasalahan baru soal pangan.
Selain itu, Erick melaporkan telah membentuk tim yang membahas terkait krisis pangan. Erick menyebutkan anggota dari tim tersebut antara lain Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin dan Rektor IPB, Arif Satria.
“Kemarin kami sudah bentuk timnya ada Pak Bustanul Arifin, Rektor IPB Arif Satria dan sudah ada kesimpulannya yang akan kita paparkan ke pemerintah,” ungkapnya.