Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Beras Bulog Kurang dari 600.000 Ton, Bapanas: Ini Bahaya!

Apabila Perum Bulog tidak bisa menambah stok beras hingga 1,2 juta ton sampai akhir tahun, akan sangat berbahaya bagi stabilitas nasional.
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperingatkan kondisi ketahanan pangan nasional terancam seiring terus menyusutnya stok beras Perum Bulog. Stok beras Bulog per 22 November 2022 hanya sebesar 594.856 ton. 

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, apabila Perum Bulog tidak bisa menambah stok beras hingga 1,2 juta ton sampai akhir tahun, akan sangat berbahaya bagi stabilitas nasional. Stok beras pun diproyeksi dapat terus turun sampai 342.000 ton

“Menurut kami Badan Pangan Nasional sangat berbahaya, karena Bulog tidak mengintervensi pada saat kondisi-kondisi tertentu, pada saat harga tinggi, dan satu lagi kalau ada kejadian luar biasa [KLB] seperti misalnya kejadian di Cianjur, kita tidak berharap. Bulog harus tetap punya stok,” ujar Arief dalam paparannya saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022).

Dia mengungkapkan, untuk menyerap beras hingga 1,2 juta ton pada saat ini cukup sulit dilakukan karena tingginya harga gabah di pasar. 

"Apabila menyerap seharusnya di semester pertama. Kalau hari ini menyerap 1,2 juta ton sulit. Mencari gabah dengan harga Rp4.200 sulit. Harga gabah di atas Rp5.000, bahkan ada yang Rp5.500. Tentunya ini rebutan gabah di market," katanya.

Arief mengatakan bahwa pihaknya meminta penambahan beras oleh Bulog periode Oktober sampai Desember 2022 sebesar 650.000 ton, namun realisasinya hanya 36.508 ton. Dari Aceh hanya memperoleh 273 ton, Lampung 127 ton, Jawa Timur 1.289 ton, Sulawesi Seltan, Barat 31.373 ton, Nusa Tenggara Barat sebesar 947 ton, dan Papu, Papua Barat sebesar 2.159 ton.

Lebih lanjut, Arief menambahkan sampai 22 November, operasi pasar yang dilakukan Bulog atau Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium sudah mencapai 972.655 ton. Menurutnya, dengan melakukan KPSH 100.000 ton per bulan, kenaikan harga beras bisa diredam.

“Sampai kapan Bulog bisa meredam? Ya, sampai stok Bulog menipis, kurang lebih sampai akhir tahun kalau dikurangi 150.000-200.000 ton tanpa ada pemasukan, itu harusnya mentop-up stoknya Bulog,” ujar Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper