Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Impor Bahan Baku/Penolong Oktober 2022 Turun, BBM Jadi Biang Keroknya

Pelemahan impor bahan baku/penolong pada Oktober 2022 disebabkan oleh bahan bakar mineral dengan kandungan oktan atau RON 90 ke atas dan di bawah 97.
Pelemahan impor bahan baku/penolong pada Oktober 2022 disebabkan oleh bahan bakar mineral dengan kandungan oktan atau RON 90 ke atas dan di bawah 97.
Pelemahan impor bahan baku/penolong pada Oktober 2022 disebabkan oleh bahan bakar mineral dengan kandungan oktan atau RON 90 ke atas dan di bawah 97.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor bahan baku/penolong kembali mengalami penurunan pada Oktober 2022 sebanyak 3,99 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan pelemahan impor bahan baku/penolong pada Oktober 2022 disebabkan oleh bahan bakar mineral dengan kandungan oktan atau RON 90 ke atas dan di bawah 97.

"Untuk bahan baku/penolong yang mengalami penurunan ini disebabkan oleh bahan bakar mineral dengan RON 90 ke atas dan di bawah 97," kata Setianto dalam konferensi pers BPS pada Selasa (15/11/2022).

Dengan penurunan tersebut, maka total impor bahan baku/penolong pada Oktober 2022 ikut turun dari US$14,90 miliar pada September 2022 menjadi US$14,31 miliar atau sekitar 3,96 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), nilai impor bahan baku/penolong pada Oktober 2022 masih mengalami kenaikan sebesar 16,24 persen. Namun, angkanya lebih rendah dari September 2022 dengan kenaikan tahunan mencapai 23,21 persen yoy.

BPS mencatat impor bahan baku/penolong pada Oktober menyumbang sebesar 74,78 persen dari total impor bulan lalu.

Perlu diketahui, tren penurunan impor bahan baku/penolong di Tanah Air sudah terjadi sejak Juli 2022. Penurunan mengalami pelambatan dari  dibandingkan dengan September yang mencapai 11,07 persen mtm.

Saat itu, sejumlah komoditas bahan baku/penolong yang mengalami penurunan di antaranya besi dan baja sebesar 25,57 persen, plastik dan barang dari plastik 17,49 persen, serta bahan bakar mineral (BBM) 8,93 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper