Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Ungkap Penyebab Surplus Neraca Dagang Oktober 2022 Naik Secara Bulanan

Surplus neraca perdagangan Oktober kembali naik secara bulanan setelah mengalami kontrasi pada September 2022.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Oktober 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). 

Pada bulan kesepuluh tahun ini, Indonesia mencetak surplus neraca dagang US$5,67 miliar naik 13,63 persen mtm, dibandingkan dengan kinerja September 2022, yakni US$4,99 miliar.

Berkaca pada data BPS, pertumbuhan surplus neraca dagang Oktober disokong oleh ekspor yang bergerak naik 0,13 persen mtm. Pada September 2022, kinerja pengapalan mengalami kontraksi sebesar 11,07 persen. 

Pertumbuhan nilai ekspor Oktober 2022 tersebut berhasil meredam laju impor pada periode yang sama. BPS mencatat kontraksi bulanan impor susut dari -10,57 persen mtm per September 2022 menjadi -3,4 persen mtm. 

Bila dirinci, sektor migas menjadi kontributor utama perbaikan kinerja ekspor pada Oktober. Migas mencatat pertumbuhan 4,93 persen mtm menjadi US$1,38 miliar. Pada periode yang sama nonmigas merosot tipis atau 0,14 persen mtm menjadi US$23,43 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan bahwa ekspor migas Oktober 2022 didorong oleh komoditas gas yang naik 8,39 persen mtm dan hasil minyak naik 9,02 persen mtm.

Adapun peningkatan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2022 secara bulanan dikontribusikan oleh komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar 14,38 persen mtm.

Sementara itu impor turun 3,4 persen mtm menjadi US$19,14 miliar. Penurunan impor secara bulanan pada Oktober susut dibandingkan dengan realisasi September 2022 yang merosot 10,57 persen.

"Pada 2021 dan 2022 impor bulan Oktober memiliki pola yang sama, yaitu mengalami peningkatan secara mtm," kata Setianto. 

Penurunan impor nonmigas utamanya disebabkan oleh logam mulia dan perhiasan, mesin dan perlengkapan listrik, serta peralatan mekanis dan bagiannya. "Penurunan migas dikarenakan minyak mentah turun 7,38 persen [mtm]," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper