Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN meningkatkan kerja sama investasi energi baru terbarukan (EBT) dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Penguatan kerja sama itu ditandai dengan penukaran memorandum of understanding (MoU) yang dilakukan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dengan Executive Officer, Regional Head for Asia and Pacific JBIC Matsuda Noriyasu di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kerja sama itu mengarah pada pertukaran data dan informasi, serta konsultasi bersama terkait dengan investasi transisi energi.
“Selain itu, kami membuka opsi kerja sama dalam proyek-proyek energi terbarukan dan potensi dukungan keuangan, penjaminan, dan penyetaraan pada proyek-proyek potensial, dan lainnya,” kata Darmawan seperti dikutip dari siaran pers, Senin (14/11/2022).
Sejalan dengan inisiatif target NDC, PLN juga telah menyusun dan menetapkan rencana transisi energi jangka panjang. Terdapat delapan inisiatif, yaitu penghentian PLTU batu bara, co-firing biomassa, uji coba co-firing hidrogen dan amonia, studi terkait carbon capture & storage, pembangunan pembangkit EBT, smart grids, green energy as a service, dan ekosistem kendaraan listrik.
Program transisi energi PLN diharapkan dapat diumumkan pada KTT G20 sehingga menimbulkan efek gaung secara global dan mengajak negara lain untuk melakukan upaya yang sama.
Darmawan berharap MoU itu dapat memperkuat dan memperluas hubungan yang saling menguntungkan antara PLN dan komunitas bisnis Jepang termasuk lembaga keuangan dan kredit.
“Wilayah kerja sama antara lain mencakup energi terbarukan dan teknologi yang berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca,” kata dia.
Sementara itu, Head for Asia and Pacific JBIC Matsuda Noriyasu menyampaikan pihaknya akan melakukan koordinasi aktif kepada perusahaan-perusahaan asal Jepang yang diperlukan untuk mengidentifikasi peluang bagi PLN untuk berkolaborasi.
"Selain itu, kami berkomitmen dan berupaya untuk memberikan pinjaman, jaminan dan investasi ekuitas untuk mendukung proyek yang potensial," kata Matsuda.