Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Kuartal III/2022 Besar, Tapi Serapan Tenaga Kerja Rendah

Ekonom menilai kualitas investasi langsung sepanjang 2022 bahkan dalam 10 tahun terakhir menurun yang terlihat dari rendahnya serapan tenaga kerja.
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai kualitas dari investasi langsung sepanjang 2022 bahkan dalam 10 tahun terakhir menurun. Hal tersebut terlihat dari jumlah serapan tenaga kerja yang terus ‘loyo’.

Direktur Celios, Bhima Yudhistira, menjelaskan sepanjang Januari-September 2014 serapan tenaga kerja dari investasi sebesar Rp343 triliun mencapai 960.336 orang. Sementara itu, pada periode yang sama di 2022, dari realisasi investasi Rp892,4, penyerapan tenaga kerja hanya 965.122 orang.

“Itu bisa dengan jelas menunjukkan pada 2014 dibutuhkan investasi lebih kecil untuk menyerap tenaga kerja lebih besar. Di 2022 kelihatan investasi besar, tapi serapan tenaga kerjanya loyo,” kata Bhima, Rabu (9/11/2022).

Menurutnya, dalam 10 tahun terakhir, investasi lebih banyak masuk ke sektor jasa dan sektor berbasis komoditas. Kemudian pra pandemi banyak investasi padat modal di sektor teknologi. 

“Cara untuk mendorong kualitas investasi adalah porsi dari industri pengolahan terhadap investasi baru dan existing harus dilipat gandakan,” ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2022, jumlah angkatan kerja sebanyak 143,72 juta orang, naik 3,57 juta orang dibanding Agustus 2021. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,83 persen.

Penduduk yang bekerja sebanyak 135,30 juta orang, naik 4,25 juta orang dari Agustus 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (1,57 juta orang).

Selama Agustus 2021 – Agustus 2022, lapangan usaha pertanian masih menjadi sektor tertinggi penyerap tenaga kerja, yakni mencapai 1,57 juta orang. Sementara itu, sebanyak 14,17 persen penduduk bekerja di sektor industri pengolahan.

Lebih lanjut, Bhima mengatakan dari sisi industri bukan hanya butuh obral insentif pajak, tapi perlu didukung dengan kemudahan izin, perlindungan terhadap impor barang jadi, akses ke bahan baku, hingga penurunan biaya logistik dan pemberantasan pungli untuk dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.

“Nggak perlu kejar investasi baru dan lain-lain yang muluk-muluk, cukup follow up Tesla buat pabrik mobil listrik di Indonesia saja sudah bisa berkorelasi dengan naiknya serapan tenaga kerja. Jangan Indonesia cuma jadi eksportir nikel setengah jadi dan pasar mobil listriknya saja,” ujarnya.

Meski demikian, saat ini pula kondisi tenaga kerja terbentur dengan teknologi anyar yang menggeser orang dengan robot. Hal tersebut menjadi tantangan sendiri dalam persaingan di pasar kerja. 

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) pun terus meningkatkan kualitas SDM melalui revitalisasi pelatihan dan pendidikan vokasi dalam menghadapi perubahan pola dunia kerja, sesuai dengan amanat Peraturan Presiden (Perpres) No. 68/2022 tentang Revitalisasi Vokasi dan Pendidikan Vokasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sebelumnya menyampaikan bahwa revitalisasi tersebut dapat menjadi momentum bagi kebangkitan SDM/tenaga kerja Indonesia yang kompeten dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan dan perkembangan zaman yang semakin dinamis.

"Kita tahu dunia kerja berubah sedemikian cepat, maka belajar juga harus seumur hidup," ucapnya saat menutup Festival Vokasi dan Job Fair 2022 di JCC, Minggu (30/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper