Bisnis, JAKARTA — Rusia kembali bergabung dengan perjanjian ekspor biji-bijian di Laut Hitam oleh Ukraina setelah sempat menangguhkan partisipasinya akibat masalah tuduhan penyerangan menggunakan drone.
Berita tentang berlanjutnya ekspor gandung Ukraina menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Jumat (4/11/2022):
Rusia kembali bergabung dengan perjanjian ekspor biji-bijian di Laut Hitam oleh Ukraina setelah sempat menangguhkan partisipasinya akibat masalah tuduhan penyerangan menggunakan drone.
Masih belum jelas kenapa Kremlin berubah pikiran begitu cepat. Dalam sebuah pidato, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa perjanjian ini berkaitan dengan keamanan kapal-kapal Rusia.
Namun, pejabat Ukraina mengungkapkan bahwa Rusia mulai berubah pikiran kembali setelah Turki dan PBB menyatakan akan tetap melanjutkan komitmennya dengan atau tanpa Moskow.
Sektor properti rupanya berada didalam garis waspada. Setelah performa sektor properti residensial berkibar selama 2 tahun terakhir dan tahan terhadap pandemi Covid-19, kali ini terjadi perlambatan minat pembelian hunian.
Dari sisi unit terjual, terdapat 2.506 unit yang terjual pada kuartal III tahun 2022, menurun sebesar 3,4 persen (qtq).
Instrumen SBN ritel terakhir tahun ini, yakni ST009 yang akan mulai dipasarkan pada Jumat (11/11) bakal sangat menarik. Kuponnya diperkirakan akan mencapai 6 persen dan akan diuntungkan oleh sifat kuponnya yang mengambang. Kenaikan lanjutan suku bunga BI akan menjadikan kuponnya makin tinggi.
Sejauh ini, pemerintah belum menyampaikan besaran kupon instrumen ini. Namun, sejumlah analis memperkirakan kuponnya akan mencapai lebih dari 6 persen per tahun. Hal ini bakal menjadikan instrumen ini lebih menarik dibanding seri-seri SBN ritel sebelumnya.
Daya tarik pasar saham Indonesia masih akan tetap tinggi, meski suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat terus meningkat. Hal ini terbukti dari tangguhnya kinerja IHSG dalam merespons kebijakan terbaru suku bunga the Fed.
IHSG justru berkinerja positif pada Kamis (3/11), meski bank sentral Amerika Serikat, yakni the Fed, kembali menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 75 bps. Namun, tidak semua sektor memiliki nasib yang sama.
Proses IPO Blibli berjalan relatif lancar dan justru terlihat cukup diminati oleh investor. Hal ini justru berlawanan dengan sentimen di sektor teknologi yang secara umum masih lesu.
Saham Blibli (BELI) laku terjual mendekati nilai tertinggi dari rentang harga penawaran saat bookbuilding dan oversubscribe 1,6 kali.
Biasanya, harga akhir yang mendekati batas atas dalam proses IPO mencerminkan permintaan terhadap saham emiten tersebut cukup tinggi, sehingga investor berani menawar lebih tinggi untuk mendapatkan sahamnya.