Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Happy, Inflasi Oktober Lebih Rendah dari Perkiraan Awal

Menkeu Sri Mulyani mengatakan realisasi inflasi Oktober 2022 ternyata lebih rendah dari perkiraan awal.
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV/2022. Dok. Youtube Kemenkeu RI
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV/2022. Dok. Youtube Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA - Koordinator Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan laju inflasi Oktober 2022 lebih rendah dari perkiraan awal.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi 1,66 sebesar persen pada Oktober 2022 (month-to-month/mtm). Kondisi ini membuat, laju inflasi secara tahunan sudah menembus 5,71 persen (year-on-year/yoy).

"Inflasi lebih rendah dari perkiraan awal, terutama semenjak pemerintah menaikkan harga BBM. IHK Oktober 2022 tercatat pada level 5,71 persen yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat 5,95 persen yoy," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers daring, Kamis (3/11/2022).

Menurutnya, keputusan pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM yang memang pasti akan memengaruhi kelompok dari adminsitered price dan juga volatile food.

Inflasi dari volatile food mengalami penurunan menjadi 7,19 persen yoy. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah sinergi dan koordinasi yang dilaksanakan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah bersama-sama dengan BI serta berbagai miytra straegis lainnya yang terwaddahi dalam TPIP dan TPID.

"Melandainya laju inflasi merupakan suatau tanda dan perkembangan yang baik yaitu indonesia tetap mampu menjaga inflasi relatif dalam level yang moderat," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan pemerintah juga menggunakan instrumen seperti dana insentif daerah utk memberikan reward bagi daerah-daerah yang terus menjaga tingkat inflasi di daerah masing-masing.

Menurutnya, inflasi administered price tidak setinggi yang diperkirakan, yaitu pada level 13,2 persen yoy sesudah pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM yang kemudian memengaruhi harga tarif angkutan yang dampaknya lebih rendah

Sementara inflasi inti tetap terjaga pada tingkat yang rendah, yaitu pada 3,31 persen yoy.

"Hal ini sejalan dengan rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan belum kuatnya tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper