Bisnis.com, JAKARTA - Lalamove, startup logistik, optimistis terhadap ketahanan industri logistik di tengah prediksi resesi ekonomi pada 2023.
Chief Operating Officer (COO) Lalamove Paul Loo mengatakan kendati potensi adanya pelemahan ekonomi tahun depan, bisnis perusahaan yang berbasis teknologi akan tetap memiliki ketahanan yang cukup kuat. Hal itu lantaran sifat teknologi yang terus beradaptasi dan berkembang seiring dengan waktu.
Di sisi lain, bisnis logistik juga diprediksi akan memiliki ketahanan apalagi setelah melewati dua tahun pandemi Covid-19. Sejak 2020 hingga 2022, Lalamove justru mencatat jumlah pengiriman barang yang dilayani tumbuh hingga 1.867 persen.
"Bahkan ketika ekonomi mungkin menghadapi masa yang sulit ke depannya, logistik akan tetap memiliki peran penting. Permintaan akan terus ada, mungkin dalam bentuk yang berbeda," jelasnya, Selasa (25/10/2022).
Selain upaya adaptasi yang dilakukan perusahaan, pebisnis turut melakukan adaptasi di masa sulit seperti yang diprediksi terjadi tahun depan. Menurut Paul, akan semakin banyak usaha besar maupun kecil hingga mikro yang mendorong efisiensi.
Menurutnya, skenario yang bisa terjadi yakni semakin banyak usaha yang mengalihkan investasinya untuk menggunakan layanan penyedia solusi logistik seperti Lalamove.
Baca Juga
"Dalam beberapa kasus, baik usaha besar maupun UKM mereka butuh bersaing secara efisien. Mereka tidak lagi berinvestasi besar pada fixed cost, namun mereka menggunakan platform kami untuk melakukan ekspansi skala bisnisnya," terangnya.
Tantangan ke depan, terang Paul, justru bagaimana bisa Lalamove untuk beradaptasi ke depannya dari sisi adaptasi teknologi yang terus mengalami perkembangan.
"Keuntungan sebagai perusahaan platform teknologi yakni fleksibilitas. Kami bisa berinvestasi lebih pada aspek bisnis yang berhasil, dan sebaliknya bisa melakukan perubahan pada aspek bisnis yang tidak pada hari berikutnya. Itu kekuatan dari perusahaan teknologi," ujarnya.
Selama dua tahun pandemi (2020-2022), Lalamove mencatat pertumbuhan jumlah mitra usaha sebanyak 328 persen, jumlah pengguna 633 persen, dan mitra pengemudi sebesar 800 persen di Indonesia.
Managing Director Lalamove Indonesia Andi M. Rizki juga melihat bahwa setelah sekitar dua tahun pandemi terdapat peralihan tren pengiriman barang. Dia melihat permintaan pengiriman barang dengan angkutan roda empat semakin tinggi menyamai angkutan roda dua.
Hal tersebut kendati saat ini angkutan roda dua masih mendominasi yakni 60 persen terhadap total jumlah pengiriman barang yang dilayani. Ke depan, diharapkan rasio antara first, middle, dan last mile semakin sama besarnya sejalan dengan semakin luasnya cakupan wilayah Lalamove dan adanya layanan pengiriman jarak jauh atau antarkota.
"Jadi volume ada kenaikan [selama 2022] namun tidak begitu tinggi karena ada shifting ke roda empat. Target tahun depan kita masih targetkan pertumbuhan tiga digit atau minimal harus 100 persen year-on-year," jelasnya.