Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian PUPR Siapkan Infrastruktur Penanganan Banjir Jakarta

Kementerian PUPR menyiapkan infrastruktur untuk mengurangi kerentanan kawasan metropolitan Jakarta dari bencana banjir.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/9/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/9/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Peruumahan Rakyat (PUPR) tengah menyiapkan infrastruktur untuk mengurangi kerentanan kawasan metropolitan Jakarta dari bencana banjir.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk menangani banjir Jakarta, salah satu kuncinya adalah kembali ke rencana induk (masterplan) Sistem Pengendalian Banjir Jakarta yang disusun oleh Netherlands Engineering Consultants (NEDECO) pada 1973.

Masterplan tersebut telah dikaji sebanyak dua kali, yakni pada 1997 oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan pada 2007 melalui program Jakarta Integrated Flood Management Programme (JIFMP).

"Salah satu langkah yang telah dilakukan Kementerian PUPR dalam dukungan penanganan banjir Jakarta sesuai rencana induk di bagian hulu adalah pembangunan dua bendungan kering yakni Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang ditargetkan selesai akhir 2022," kata Basuki dalam keterangan resmi, Senin (24/10/2022).

Bendungan Ciawi direncanakan memiliki volume tampung 6.05 juta m3 dan luas genangan 39,40 ha dengan total biaya pembangunan sebesar Rp1,32 trliun.

Di wilayah hulu, selain Bendungan Ciawi juga dibangun Bendungan Sukamahi dengan daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 ha untuk mereduksi banjir sebesar 15,47 m3 per detik.

Pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017. Total kontrak pembangunannya senilai Rp673,45 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya-Basuki KSO.

Sementara itu, di bagian hilir, tengah dibangun Sudetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur yang akan mengalihkan debit Kali Ciliwung ke KBT sebesar 60 m3 per detik. Dengan progres konstruksi mencapai 44,21 persen, sudetan ini direncanakan akan selesai pada April 2023.

Keberadaan Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, dan Sudetan Kali Ciliwung-KBT akan mengurangi puncak debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 21 persen.

"Kementerian PUPR juga tengah membangun Pompa Ancol Sentiong yang berkapasitas 50 m3 per detik. Dengan progres konstruksi 49,53 persen dan target rampung pada Desember 2023, pompa ini akan mengamankan Kelurahan Kemayoran, Sunter Agung, dan Sunter Jaya dari risiko banjir," jelasnya.

Pada 2020 Kementerian PUPR juga telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemprov DKI untuk melakukan penanganan tanggul kritis pantai Jakarta sepanjang 33,2 km.

Dari panjang tersebut, 10,82 km menjadi kewenangan Kementerian PUPR dan 22,11 km lainnya menjadi kewenangan Pemprov DKI Jakarta. Hingga tahun ini, Kementerian PUPR telah mengerjakan penanganan tanggul sepanjang 3,75 km. Sementara itu, 7,07 km sisanya sedang dalam proses lelang dan ditargetkan selesai pada 2024.

Untuk normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 33,69 km, sampai dengan 2017 Kementerian PUPR sudah menyelesaikan normalisasi sepanjang 16,19 km. Pada 2022 normalisasi direncanakan akan dilakukan sepanjang 1,2 km, namun baru bisa dikerjakan sepanjang 500 m karena masih terdapat lahan yang belum dibebaskan.

"Normalisasi Kali Ciliwung akan segera dilanjutkan setelah pembebasan lahan oleh Pemprov DKI. Saat ini Pemprov DKI sudah membebaskan lahan di sepanjang Kali Ciliwung seluas 4,7 ha," jelasnya.

Basuki menyatakan penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir lewat kegiatan multisektoral yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan dengan visi bersama untuk menyelesaikan masalah secara berkelanjutan.

“Tugas dan fungsi seluruh pihak, perlu diterjemahkan di lapangan menjadi peran dan tanggung jawab bersama. Kebersamaan dan kolaborasi harus terus diupayakan sehingga semuanya dapat memahami siapa yang sedang bekerja dan program yang dilaksanakan, termasuk pentingnya keterlibatan masyarakat,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper