Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun tetap kuat di tengah ancaman resesi global.
Bank Indonesia memprediksi perekonomian Indonesia tumbuh di atas 5 persen pada tahun ini, didukung oleh kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga yang kuat.
“Pertumbuhan ekonomi tahun ini kami perkirakan bisa diatas 5 persen, 5,2 peren, terutama didukung tidak hanya ekspor tapi juga konsumsi dalam negeri,” katanya dalam acara Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).
Sementara itu, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini akan mencapai 3 persen, yang dipicu oleh perlambatan ekonomi banyak negara.
Dia menjelaskan, ekonomi global saat ini tengah berada dalam kondisi yang tidak menentu akibat ketegangan geopolitik, serta dunia yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19.
Tingkat inflasi tercatat melonjak di banyak negara, sebagai akibat dari tingginya harga pangan dan energi di pasar global.
“Inflasi dunia sekarang 9,2 persen, AS [Amerika Serikat] 8,2 persen, Eropa 9,2 persen, di berbagai negara, di Brazil dan Turki inflasinya sangat tinggi,” jelasnya.
Sebagai respons laju inflasi yang tinggi, bank sentral di dunia, terutama negara maju pun secara agresif menaikkan suku bunga acuan. Hal ini pun semakin menambah ketidakpastian yang tinggi bagi perekonomian global.
Perry memperkirakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan tumbuh 1,7 persen pada tahun ini, sementara Eropa diproyeksi tumbuh 2,9 persen.
Sejalan dengan itu, ekonomi China juga diperkirakan melambat ke level 3,2 persen pada akhir tahun. Perlambatan ekonomi di sejumlah negara maju ini, kata Perry, akan memicu resesi ekonomi secara global pada tahun depan.