Bisnis.com, JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai telah memberikan banyak kontribusi dalam menunjang stabilitas ekonomi nasional melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Terlebih dengan adanya transformasi BUMN dari super holding menjadi subholding sehingga kinerja lebih efisien dan tangguh. Hingga Desember 2021, jumlah BUMN telah dipangkas dari 108 menjadi 92 dan ditargetkan akan menyusut menjadi lebih sedikit lagi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melihat selama 3 tahun ke belakang, perbaikan kinerja BUMN telah mendorong peningkatan PNBP hingga 35 persen sepanjang 2022.
"Perbaikan kinerja bumn menjadi salah satu pendoorong PNBP dengan meningkatkan 35 persen sepanjang 2022, naik hingga 105 persen dari target yang ditetapkan pemerintah," kata Luhut dalam pembukaan SOE International Conference dan Peluncuran Indonesia Water Fund (IWF), Senin (17/10/2022).
Tak hanya transformasi, Luhut menilai BUMN kini menjadi lebih kuat dengan adanya restrukturisasi yang memicu kontribusi lebih banyak dan optimal untuk stabilitas ekonomi Tanah Air.
Oleh karena itu, menurutnya peran BUMN di berbagai sektor energi, pertambangan, kesehatan, perbankan, infrastruktur, dan lainnya sangat penting sebagai agen pembangunan yang dapat memberikan barang maupun jasa untuk masyarakat di seluruh pelosok Nusantara.
Baca Juga
Dalam menangani krisis pandemi Covid-19, BUMN di sektor kesehatan memiliki peran vital sebagai garda terdepan pemulihan krisis. Luhut memuji ketanggapan BUMN sektor kesehatan dan farmasi yang bergerak sangat cepat untuk menyediakan 50-60 persen obat-obatan secara mandiri.
"Pada saat puncak Covid-19, BUMN di sektor kesehatan telah menjadi garda terdepan dalam percepatan dalam penanganan pandemi dan pelaksanakan vaksin Covid-19 nasional serta berkolaborasi dalam pengadaan rumah sakit hingga farmasi sangat membantu menekan jumlah kasus Covid-19," ungkapnya.