Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor batu bara Indonesia ke kawasan Uni Eropa mengalami peningkatan pada September 2022 dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan ekspor batu bara yang signifikan terlihat pada ekspor ke salah satu negara Uni Eropa, yakni Polandia. Ekspor batu bara Indonesia ke Polandia tercatat mencapai US$63,36 juta pada September 2022 atau melesat 95,47 persen dibandingkan Agustus 2022.
Selain itu, tercatat adanya ekspor batu bara ke Belanda yang nilainya mencapai US$55,85 juta. Pada Agustus 2022, tercatat tidak ada ekspor batu bara ke Negeri Kincir Angin tersebut.
“Sedangkan Italia mengalami penurunan 4,31 persen atau senilai US$42,47 persen,” ujar Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa (BPS) Setianto dalam jumpa pers virtual, Senin (17/10/2022).
Selain Eropa, ekspor batu bara ke Tiongkok juga masih mengalami peningkatan sebesar 41,19 persen atau mencapai US$949,08 juta.
Namun, ekspor ke Jepang, India, dan Filipina mengalami penurunan. Masing-masing penurunannya sebesar 3,86 persen atau menjadi US$693,95 juta untuk ekspor ke Jepang, India turun 33,47 persen menjadi US$565,46 juta, dan Filipina turun sebesar 19,72 persen atau menjadi US$434,43 persen.
Baca Juga
Selain batu bara, komoditas unggulan lain yang mengalami penurunan adalah minyak kelapa sawit, dan bijih besi. Menurut Setianto, penurunan kinerja ekspor komoditas tersebut disebabkan oleh permintaan dan harga di pasar internasional.
“Turunnya tersebut dikarenakan turunnya permintaan dan harga komoditas di pasar global,” ucap Setianto.
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia secara keseluruhan pada September 2022 mengalami kelesuan atau menurun 10,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan tersebut total eskpor Indonesia mencapai US$24,80 miliar. Sedangkan bila dibandingkan September 2021, nilai ekspor pada September 2022 naik sebesar 20,28 persen.
Setianto memerincikan ekspor nonmigas September 2022 mencapai US$23,48 miliar, turun 10,31 persen dibandingkan Agustus 2022, tetapi naik 19,26 persen jika dibanding ekspor nonmigas September 2021.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–September 2022 mencapai US$219,35 miliar, naik 33,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$207,19 miliar, naik 33,21 persen.
"Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2022 terhadap Agustus 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$1.425,4 juta [31,91 persen], sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih logam, terak, dan abu sebesar USD238,1 juta [29,07 persen]," ungkap Setianto.
Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–September 2022 naik 22,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 15,37 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 91,98 persen.