Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Melambat pada September 2022, BPS Beberkan Penyebabnya

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap penyebab pertumbuhan impor yang melambat pada September 2022.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total nilai impor Indonesia pada September 2022 mencapai US$19,81 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menyampaikan bahwa nilai impor tersebut turun sebesar 10,58 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dibandingkan dengan capaian pada Agustus 2022.

Setianto merincikan impor nonmigas tercatat turun sebesar 11,21 persen mtm dan impor migas turun sebesar 7,44 persen mtm.

Penurunan impor nonmigas utamanya disebabkan oleh penurunan impor komoditas besi dan baja (HS 72), yang turun sebesar 25,57 persen mtm, mesin dan perlengkapan elektrik beserta bagiannya (HS 85) turun 11,45 persen mtm, serta komoditas mesin dan peralatan mekanis beserta bagiannya (HS 84) turun 6,65 persen mtm.

“Untuk penurunan impor migas 7,44 persen dikarenakan penurunan impor komoditas hasil minyak yang turun 6,78 persen, juga komoditas gas turun 36,06 persen,” katanya dalam konferensi pers, Senin (17/10/2022).

Secara tahunan, Setianto mengatakan impor masih tumbuh sebesar 22,01 persen (year-on-year/yoy), namun melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 40,31 persen yoy.

Pada September 2022, impor migas tercatat tumbuh tinggi, yaitu sebesar 85,53 persen, sementara impor nonmigas tumbuh 14,02 persen yoy.

Berdasarkan penggunaannya, impor secara bulanan tercatat turun pada semua kelompok, terdalam pada barang konsumsi sebesar 14,13 persen mtm. 

Penurunan diikuti oleh impor bahan baku/penolong dan barang modal, yang masing-masingnya turun sebesar 11,07 dan 6,39 persen mtm.

Secara tahunan, impor barang konsumsi turun sebesar 11,17 persen yoy. Sementara itu, impor barang modal dan bahan baku/penolong mencatatkan peningkatan yang tinggi, masing-masing sebesar 41,13 persen yoy dan 23,21 persen yoy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper