Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSA Beri Alasan Proyek CBL Layak Dicoret dari PSN

INSA menilai proyek Cikarang Bekasi Laut (CBL) layak untuk dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto saat ditemui di Menara Kadin, Selasa (18/2/2020). /BISNIS-Rinaldi M. Azka
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto saat ditemui di Menara Kadin, Selasa (18/2/2020). /BISNIS-Rinaldi M. Azka

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia National Shipowners' Association (INSA) mendukung dihapusnya proyek Cikarang Bekasi Laut (CBL) dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dinilai kurang relevan dalam kondisi saat ini.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto menuturkan dalam seminar dan diskusi beberapa kali terkait dengan proyek tersebut, INSA sudah memberikan masukan terkait dengan rencana pendayagunaan jalur banjir kanal untuk dijadikan Cikarang Bekasi Laut atau Inland waterways seperti di Belanda. Masukan dari INSA tersebut, berupa tantangan yang bakal dihadapi. Di antaranya kapasitas moda transportasi berbentuk self propeller barge yang akan digunakan.

Kemudian jalur pipa gas yang melintang, sempit dan dangkalnya kanal, termasuk potensi jalan tol Cibitung - Cilincing yang sedang dibangun saat itu. INSA menilai kondisi tersebut membuat proyek CBL menjadi kurang potensial.

“Sudah kami duga [kurang potensial]. Pelaku usaha mendukung dicoretnya CBL dari PSN,” ujarnya, Kamis (13/10/2022).

Adapun proyek kanal CBL yang digagas PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo telah diputuskan oleh pemerintah untuk dihapus dari daftar PSN.

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono tak mempersoalkan apabila proyek tersebut tak lagi masuk dalam daftar PSN. Dia menilai memang lebih baik apabila proyek tersebut dikeluarkan dari daftar, karena sudah tidak terlalu menarik untuk dilanjutkan dengan nilai investasinya yang cukup tinggi.

Menurutnya, apabila proyek tersebut dilanjutkan, justru akan menjadi beban liabilitas untuk Pelindo. Pasalnya, kondisi berbeda juga dialami oleh Pelindo kala menggagas proyek tersebut. Pada saat menginisiasi proyek tersebut, akses menuju Tanjung Priok memang macet. Namun, saat ini dengan tersambungnya konektivitas jalan tol membuat pembangunan kanal tersebut tak lagi relevan.

“Kalau dulunya ngomong proyek CBL. Saat itu idenya boleh diakui brilian sekali. Kondisinya saat itu Priok macet nggak karuan. Sekarang ini apalagi ada jalan tol jadi dari timur [tol Cibitung-Cilincing]. Nggak ada sejam sampai itu. Malah CBL itu tidak lagi jadi pembicaraan menarik," ujarnya, Rabu (12/10/2022).

Perseroan juga sudah melakukan kajian mendalam soal proyek CBL. Hasilnya, memang banyak yang tidak kompatibel apabila proyek ini diteruskan. Salah satunya, adalah terkait ukuran kanal yang terlalu kecil, baik lebarnya maupun kedalamannya. Dengan ukuran tersebut justru akan mempersulit kapal pengangkut barang dalam melalui kanal tersebut.

Dia menjelaskan dengan kedalaman hanya satu meter, kapal boat kecil yang digunakan untuk menelusuri kanal tersebut sempat kesulitan untuk berjalan saking dangkalnya. Di sisi lain, lebar kanal juga terlalu sempit, 30 meter saja tidak sampai. Padahal, sebuah kapal pengangkut lebarnya sudah mencapai 15 meter. Sementara itu di sisi kanan kiri kapal pun harus diberikan ruang. Kalau proyek ini hendak dilebarkan, maka banyak pertimbangannya seperti jalur PLN, dan lain-lainnya.

Hal yang menjadi persoalan berikutnya adalah permukaan kanal yang terlalu rendah. Sebetulnya hal semacam ini bisa diakali secara teknis namun biayanya mahal. Di sisi lain, Arif tak menampik bahwa proyek ini bisa saja tetap berjalan. Namun, secara ekonomis dan komersial dampaknya kurang memungkinkan.

"Mungkin ya mungkin, asal duitnya saja. Teknikal bisa tinggal digali-gali aja. Cuma kan ini economically itu bagus apa nggak. Jalan tol juga udah ada," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah telah mencoret 8 proyek infrastruktur dari daftar PSN. Ketentuan tersebut akan diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) No.9/2022. Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo dalam konferensi pers Selasa (26/7) menyampaikan proyek yang dicoret tersebut sudah diberi peringatan perpanjangan tapi tidak ada progres, sehingga dikeluarkan. Proyek Inland Waterways/Cikarang Bekasi Laut (CBL) adalah salah satunya. Salah satu faktor yang membuat 8 proyek tersebut dikeluarkan dari daftar PSN adalah kesulitan mencari investor.

"Kami keluarkan karena dukungan masyarakat enggak kuat, juga kajiannya lambat atau misalnya harus mencari mitra yang enggak gampang," ujar Wahyu.

Dalam data Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas, Pembangunan Inland Waterways/CBL bertujuan untuk mengoptimalkan potensi jalur kanal sungai sebagai alternatif transportasi logistik. Optimalisasi ini akan menghubungkan area off-the-road Pelabuhan Tanjung Priok dengan area hinterland. Dalam tahap 1, sistem transportasi kanal akan menggunakan kanal eksisting yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Cikarang Bekasi Laut melewati Marunda, Jakarta Utara. Sementara itu, untuk tahap 2, PT Pelindo II berencana menambahkan rute kanal dari Tanjung Priok menuju Cikampek dimana kanal akan menghubungkan arus logistik dari Tanjung Priok menuju kawasan industri Cibitung-Cikarang di Bekasi serta di Cikampek, Karawang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper