Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Riset Core Indonesia Piter A. Redjalam optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen Year on Year (YoY) bisa tercapai pada kuartal III dan kuartal IV.
Dia berpandangan target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu, cukup beralasan. Namun dia mengingatkan bahwa optimisme itu harus dilandaskan pada indikator dan ukuran yang reliabel.
"Jadi, apa yang sudah disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bukan sebuah bualan dan pemerintah memang harus selalu optimistis, tetapi terukur," tutur Piter dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (12/10).
Dia berpandangan kondisi Indonesia masih cukup baik dan diyakini mampu bertahan menghadapi resesi global. Pasalnya, menurut Piter, Indonesia berbeda dengan negara lain yang terlalu bertumpu kepada ekspor.
"Perekonomian Indonesia lebih bertumpu kepada konsumsi domestik yang diperkirakan akan terus membaik seiring meredanya pandemi. Selain itu di sisi ekspor juga masih akan terbantu dengan tingginya harga komoditas," katanya.
Piter berpandangan resesi global bisa menahan atau bahkan menurunkan harga komoditas tetapi tidak membuat harga komoditas jatuh. Menurutnya harga komoditas akan tetap cukup tinggi dan menguntungkan Indonesia yang mengandalkan komoditas.
Baca Juga
Sehingga, kata Piter, ketika terdampak resesi global pun, Indonesia diperkirakan masih bisa bertahan meski pertumbuhan ekonomi akan melambat.
"Kalaupun Indonesia terdampak oleh resesi global, diperkirakan hanya akan membuat pertumbuhan ekonomi kita melambat tidak bisa mencapai target di atas 5 persen. Itu skenario buruknya. Skenario terbaiknya kita masih bisa tumbuh di atas 5 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV mampu tembus 5,2 persen year on year (YoY).
Optimisme ini didukung oleh indikator dini yang terus menguat. Proyeksi itu lebih rendah dibandingkan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II yang mencapai 5,44 persen YoY.
"Pertumbuhan ekonomi dalam tiga kuartal diatas 5 persen dan kuartal III dan IV akan sekitar 5,2 persen yang masih bisa dicapai. Konsumsi rumah tangga masih menguat, serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan laju industri pengolahan yang menguat,” kata Ketum Golkar tersebut.
Sementara itu, data sektor riil hingga kuartal III tercatat perbaikan mulai dari neraca perdagangan Agustus tercatat surplus US$ 5,76 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 4,22 miliar.
Kemudian indeks keyakinan konsumen (IKK) tercatat masih berada diatas 100 atau 117,2 pada September serta posisi cadangan devisa US$ 130,8 miliar.
"Indikator ini membuktikan tingkat resiliensi Indonesia relatif tinggi. Memang kami lihat beberapa negara memiliki return yang tinggi, disertai tingkat suku bunga hingga saham,” ujar Airlangga.