Bisnis.com, JAKARTA - Hubungan bilateral antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) diprediksi akan semakin "mesra", setelah DPR RI menyetujui ratifikasi perjanjian Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IK-CEPA menjadi undang-undang.
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan perjanjian IK-CEPA memegang peranan penting untuk mempererat kerja sama Indonesia dan Korsel, khususnya di tengah ketidakpastian yang melanda perekonomian dunia.
Menurutnya, resesi dan lonjakan inflasi yang terjadi di berbagai negara membuat perusahaan berpikir panjang untuk menanamkan investasi.
"Perjanjian IK-CEPA berperan penting untuk menjalin kerjasama antara 2 negara. Indonesia dan Korsel bisa memanfaatkan perjanjian bilateral untuk menarik lebih banyak direct investment," ujarnya dalam workshop kedua Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation yang digelar beberapa waktu lalu.
Ni Made melanjutkan Indonesia sebagai negara populasi keempat terbesar di dunia merupakan pasar potensial bagi Korsel. Sementara itu, kata dia, Indonesia juga berperan sebagai mitra dagang strategis, yaitu negara tujuan ekspor ke-15 dan negara tujuan impor ke-12.
Perjanjian IK-CEPA menciptakan kerangka kerja bagi Indonesia dan Korsel untuk membuka potensi besar dari kemitraan ekonomi secara bilateral, kerja sama ekonomi antara pebisnis, serta individu masyarakat.
Dia mengatakan cakupan perjanjian IK-CEPA antara lain, perdagangan barang dan jasa, investasi, masalah hukum dan kelembagaan, kerja sama ekonomi, aturan asal, prosedur, hingga fasilitasi perdagangan.
Untuk sektor perdagangan, lanjutnya, Korsel akan mengeliminasi 95,54 persen tarif untuk produk asal Indonesia. Sementara itu, Indonesia akan mengeliminasi 92,06 persen tarif untuk produk Korsel.
"Terakhir, Indonesia memberikan preferensi tarif sebesar 0,96 persen untuk memfasilitasi investasi Korsel di Indonesia," imbuhnya.
Dia mengungkapkan hubungan Indonesia dan Korea Selatan dapat tumbuh kuat seiring penerapan perjanjian IK-CEPA.
Menurutnya, Korsel membutuhkan Indonesia sebagai negara sumber daya alam dan konsumen yang besar. Ni Made menambahkan Korsel memiliki teknologi canggih maju dan membutuhkan pasar untuk memasarkan produknya.
"IK-CEPA bukan rocket science. Saya berharap kesepakatan ini bisa menyatukan pemerintah, swasta, dan masyarakat Indonesia dan Korsel," katanya.