Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dino Patti Djalal Sebut Bilateral RI-Korsel Seperti Orang Tunangan, Kok Bisa?

Mantan Wakil Menlu dan Founder FPCI Dino Patti Djalal menilai hubungan bilateral Indonesia-Korsel seperti orang yang tunangan. Apa maksudnya?
Founder & Chairman FPCI Dino Pati Djalal dan Wakil Duta Besar RI untuk Korsel Zelda Wulan Kartika dalam pertemuan bersama 14 jurnalis peserta The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea di Kantor KBRI Seoul, Selasa (30/5/2023). JIBI/Feni Freycinetia
Founder & Chairman FPCI Dino Pati Djalal dan Wakil Duta Besar RI untuk Korsel Zelda Wulan Kartika dalam pertemuan bersama 14 jurnalis peserta The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea di Kantor KBRI Seoul, Selasa (30/5/2023). JIBI/Feni Freycinetia

Bisnis.com, SEOUL - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) akan merayakan ulang tahun hubungan bilateral ke-50 tahun pada November 2023. Hubungan strategis atau strategic partnership antara RI-Korsel pun kian erat.

Founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengibaratkan hubungan bilateral antara RI-Korsel seperti pasangan yang sedang berpacaran atau bahkan tunangan.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai Indonesia saat ini banyak memiliki hubungan strategis dengan beberapa negara, antara lain Australia, Korsel, hingga China.

“Kalau saya lihat, Korsel memang yang paling hati-hati, tapi kalau mereka lakukan mereka akan serius itu salah satunya Korea. Kalau India ngomong besar, tapi di-cek minggu depan gak jadi. Amerika bisa jadi janji, tapi birokrasinya berbelit-belit,” ujarnya di KBRI Seoul, Selasa (30/5/2023).

Dia menilai Korsel sudah menjadi strategic partner dengan Indonesia. Menurutnya, Korsel sangat pilih-pilih negara mana yang akan menjadi mitra strategisnya.

Bahkan, ungkapnya, Indonesia merupakan satu-satunya negara Asean yang memiliki perjanjian strategis dengan Korsel, yaitu Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK- CEPA).

Selain itu, Dino memberi contoh Indonesia dan Korsel sudah berkomitmen untuk memproduksi pesawat jet KF21 Boramae. Menurutnya, pembuatan pesawat tempur KF21 Boramae menguntungkan Indonesia karena adanya transfer teknologi.

“Salah satunya KFX [KF21]. Kita selalu minta transfer teknologi, Amerika gak akan mau karena mereka pelit,” jelasnya.

Dia juga menilai China tak akan akan mau melakukan transfer teknologi. Pasalnya, kata dia, teknologi yang membuat produk mereka unggul.

Menurutnya, proyek KF21 mencerminkan joint production bagi kedua negara serta mencerminkan bahwa Indonesia dan Korsel merupakan partner strategis.

“Kita [Indonesia] pacaran dengan banyak orang. Semua kita bilang strategic partner, bedanya apa? Korea lain, begitu sudah dikasih label, kita udh pacaran, tunangan, jadi i will treat you differently. Contohnya KFX dikasih jor-joran,” ujar Dino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper