Bisnis.com, JAKARTA - Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menjelaskan masa depan Terminal Petikemas Makassar (TPM) setelah adanya Makassar New Port (MNP).
Direktur Utama SPTP M. Adji menyampaikan bahwa kegiatan peti kemas kedepannya akan terpusat di MNP saja. Awalnya, adanya MNP memang untuk mendukung kegiatan peti kemas di TPM yang sempat mengalami stagnasi beberapa tahun sebelumnya.
Beberapa opsi yang ada untuk TPM ke depan, lanjut Adji, yakni untuk menyulap TPM sebagai terminal non-peti kemas. Apalagi, TPM juga tidak hanya melayani peti kemas melainkan juga curah dan lain-lain.
"Atau kita tutup sekalian Terminal Petikemas Makassar itu. Karena dia berada di kota mungkin lebih valuable [kita manfaatkan untuk tempat] yacht, atau kawasan wisata dan kuliner yang berbasis di laut. Itu salah sati opsi yang sekarang dikaji," jelasnya kepada Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia, Jumat (23/9/2022).
Dalam waktu dekat, lanjut Adji, manajemen dari kedua pelabuhan ini akan digabungkan terlebih dahulu.
Adapun, pengalihan kegiatan peti kemas dari TPM ke MNP merupakan salah satu bentuk efisiensi fasilitas kepelabuhanan yang dilakukan SPTP pascamerger Pelindo.
Baca Juga
Sebelumnya, TPM mulai beroperasi sejak 2015 dan baru diikuti oleh MNP empat tahun setelahnya yakni pada 2019. TPM memiliki kapasitas hingga 700.00 twenty-foot equivalent per units (TEUs) per tahun, sedangkan MNP berkapasitas 588.549 TEUs.
Jarak di antara keduanya tidak terlalu jauh, yakni hanya sekitar 4 kilometer (km).
Total kapasitas kedua pelabuhan ditaksir mencapai hingga 3 juta twenty foot equivalent per units (TEUs). Terminal Head TPM Muhammad Syukur mengatakan setelah penggabungan kedua manajemen pelabuhan, TPM dan MNP juga bisa berbagi sumber dayanya.
"Ke depan akan ada penyatuan. Jadi, resources TPM dan MNP akan bisa kita share, begitu pula proses penyandaran kapal akan jadi satu-kesatuan atau pengelolaan. Itu rencana ke depan dari manajemen," katanya secara terpisah.