Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Dari Sukabumi Lewat Bocimi Hingga Armada Listrik Sektor Logistik

Penyelesaian proyek tol Bocimi dinilai sebagai jalan keluar mengatas kemacetan. Sementara itu, pemasok armada yang beremisi CO2 rendah menjadi isu di Eropa.
PROGRES JALAN TOL CIAWI SUKABUMI. Foto aerial proyek pembangunan Jalan Tol Ciawi Sukabumi Seksi 2 (Cigombong-Cibadak) di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (21/9). PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menyampaikan hingga September 2022, progres pembangunan jalan tol dengan panjang 11,9 kilometer ini mencapai 86,22 persen dengan pembebasan lahan mencapai 99,45 persen. Adapun pembangunannya ditargetkan selesai pada bulan Desember 2022./JIBI/Bisnis-Himawan L Nugraha
PROGRES JALAN TOL CIAWI SUKABUMI. Foto aerial proyek pembangunan Jalan Tol Ciawi Sukabumi Seksi 2 (Cigombong-Cibadak) di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (21/9). PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menyampaikan hingga September 2022, progres pembangunan jalan tol dengan panjang 11,9 kilometer ini mencapai 86,22 persen dengan pembebasan lahan mencapai 99,45 persen. Adapun pembangunannya ditargetkan selesai pada bulan Desember 2022./JIBI/Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Permasalahan kemacetan ke arah Sukabumi hingga Pelabuhan Ratu di Pantai Selatan Jawa (Pansela) akan segera mendapatkan solusi. Penyelesaian atas proyek tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Bocimi dinilai sebagai jalan keluar untuk mengatas kemacetan.

Selain informasi tentang proyek tol Bocimi yang ditargetkan bisa digunakan seluruhnya pada akhir tahun 2024, redaksi Bisnisindonesia.id menyajikan berita-berita lainnya secara analitis dan mendalam.

Berikut lima berita pilihan yang kami sajikan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Jumat, 23 September 2022.

1. Akhir Tahun 2024, dari Bogor ke Sukabumi Bisa Lewat Tol Bocimi

Keseluruhan ruas Jalan Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi (Bocimi) akan tersambung pada tahun 2024

Secara keseluruhan, jalan tol Bocimi memiliki empat seksi dengan total panjang keseluruhan 54 kilometer dengan progres Seksi 1 Ciawi – Cigombong sepanjang 15,35 kilometer sudah beroperasi sejak Desember 2018 lalu.

Lalu Seksi 2 Cigombong – Cibadak dengan panjang 11,90 kilometer, Seksi 3 Cibadak – Sukabumi Barat sepanjang 13,70 kilometer dengan progres pembebasan lahan 42,07 persen. Seksi 4 Sukabumi Barat – Sukabumi Timur sepanjang 13,05 kilometer dengan progres pembebasan lahan 9,59 persen.

Pembangunan tol Bocimi hingga Seksi IV ditarget rampung pada 2025. Tahun depan akan mulai pembangunan untuk Seksi III dan Seksi IV sehingga akan ada dua gerbang tol lagi. Tol Bocimi dengan panjang 54 kilometer memakan biaya konstruksi Rp11,7 triliun. 

2. Latah Bank Sentral Ikuti Pengetatan The Fed Bukan Pertanda Baik

Beberapa bank sentral seperti Bank Indonesia, Bank of England (BOE), Hong Kong Monetary Authority, dan Swiss National Bank telah memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan, tepat setelah kenaikan suku bunga The Fed pada Rabu (21/9/2022).

Kebijakan The Fed secara otomatis akan menentukan arah kebijakan otoritas moneter di dunia. Pasalnya, The Fed berperan besar terhadap arah yield US Treasury yang akan menentukan apakah arus modal asing dapat bertahan atau keluar.

Sikap The Fed juga akan berpengaruh besar terhadap penguatan dolar AS yang digunakan untuk perdagangan dunia. Namun, di saat yang sama, ketika bank sentral mengikuti sikap pengetatan The Fed, maka pertumbuhan ekonomi yang akan menjadi taruhannya. Pelaku usaha akan cenderung menahan ekspansi, sehingga aktivitas bisnis akan melambat. Inilah yang memicu resesi.

Namun, di luar teori itu, pada kenyataannya kenaikan suku bunga dilakukan seiring dengan tren inflasi di berbagai negara yang melambung. Hanya sebagian kecil negara yang mempertahankan kebijakan moneter yang longgar, seperti Jepang dan China.

3. Adu Bara Saham Batu Bara PTBA, ADRO & ITMG, Mana Prospektif?

 

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Dari Sukabumi Lewat Bocimi Hingga Armada Listrik Sektor Logistik

Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022)./Antara-Nova Wahyudi

Meskipun harga batu bara mengalami volatilitas dalam beberapa hari terakhir, emiten di sektor energi fosil dipercaya masih dapat memoles kinerja. Salah satu strategi emiten adalah mengincar pasar kawasan Eropa sebagai tujuan ekspor.

Melalui riset, analis BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan beberapa emiten di bidang batu bara seperti  PTBA, ADRO, ITMG dan HRUM menunjukan kinerja signifikan sepanjang Semester I/2022. 

Secara teknikal, Analis Teknikal BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar merekomendasikan Speculative Buy untuk saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO).

Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mendapat rekomendasi beli karena sudah mendekati oversold. Saham PT Harum Energy Tbk. HRUM mendapat rekomendasi beli dengan target harga masih menuju level 2.030-2.300.

PT Indika Energy Tbk. (INDY) juga mendapatkan katalis positif dari proyek mobil listrik dan batu bara dan sudah mendekati oversold.

Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), investor dapat mengantisipasi dengan rekomendasi speculative buy. PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) masih dalam posisi konsolidasi.

4. Daftar Perusahaan Pupuk Terbesar di Dunia

Kontribusi industri pupuk di dunia tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski jarang disorot, sektor ini berpengaruh besar terhadap pasokan pangan global. 

Pentingnya industri ini dapat dilihat dari isu yang dibawa Presiden Joko Widodo saat melawat ke Ukraina dan Rusia beberapa waktu lalu.

Jokowi saat itu melobi Presiden Putin untuk kembali membuka keran ekspor pangan dan pupuk. 

Dua komoditas tersebut berperan cukup krusial terhadap keberlangsungan hidup manusia. Keduanya juga saling berkaitan dalam proses menghasilkan pangan berkualitas. 

Dari kepentingan itu pula, beberapa perusahaan pupuk dunia mencatatkan diri sebagai produsen pupuk paling besar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar atau market cap berdasarkan harga saat ini dikutip dari companiersmarketcap.  

5. Setrum Kuat Armada Listrik di Sektor Logistik

Transportasi jalan raya adalah area yang paling diprioritaskan untuk mengurangi emisi CO2, menurut perusahaan dagang-el dan manufaktur terkemuka di Eropa. Bahkan, mereka bersedia membayar lebih untuk pemasok armada yang beremisi CO2 yang lebih rendah.

Hal tersebut merupakan bagian dari temuan survei yang dilakukan oleh Ipsos dan Volvo Trucks pada Juni 2022. 

Perusahaan riset Ipsos, atas nama Volvo Trucks, telah mewawancarai 100 perusahaan e-commerce dan manufaktur besar di delapan negara Eropa tentang permintaan mereka akan transportasi bebas bahan bakar fosil dalam pengadaan di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper