Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terus melakukan sejumlah cara guna mengendalikan inflasi pangan di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi pada Juli 2022 tercatat sebesar 4,94 persen yang didorong oleh lonjakan inflasi volatile food yang tercatat sebesar 11,47 persen (year-on-year/yoy) dan berhasil turun menjadi 8,93 persen pada Agustus lalu.
Airlangga mengatakan menurunnya tingkat inflasi tersebut tidak lepas dari upaya TPIP-TPID (Tim Pengendali Inflasi Pusat - Tim Pengendali Inflasi Daerah) yang melakukan ekstra effort pengendalian inflasi.
“Kita akan terus menekan inflasi volatile food agar mencapai komitmen awal pada HLM TPIP Maret lalu yang targetnya sebesar 3-5 persen,” kata Airlangga dalam sharing session “Menjaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tingginya Inflasi” pada Kamis (22/9/2022).
Maka dari itu, pemerintah terus memonitor pergerakan harga komoditas pangan agar dapat segera melakukan antisipasi apabila terjadi lonjakan harga.
Selain itu, dalam menghadapi perkembangan inflasi saat ini, pemerintah melalui TPID akan terus memperkuat koordinasi maupun sinergi program kebijakan untuk stabilisasi harga, terutama pasca penyesuaian harga bbm guna mendukung pencapaian inflasi nasional agar dapat terkendali.
Airlangga menyampaikan berbagai langkah dalam pengendalian inflasi terus didukung, antara lain perluasan kerja sama antar daerah agar daerah surplus dan defisit saling bekerja sama untuk menjaga ketersediaan suplai komoditas.
Peningkatan operasional pasar juga dilakukan guna memastikan keterjangkauan harga dengan melibatkan berbagai stakeholder termasuk peningkatan program ketersediaan pangan dan stabilisasi harga.
Ke depan, pemerintah berencana memperluas kerjasama dengan pelaku digital pertanian guna peningkatan produktivitas maupun pemanfaatannya. Ini dilakukan dalam rangka memperlancar distribusi, mempercepat implementasi program tanam pangan pekarangan
Salah satu caranya dengan menanam cabai guna mengantisipasi tingginya permintaan di akhir tahun, serta mengembangkan berbagai produk dan program dalam hilirisasi produk hortikultura.
“Sarana prasarana penyimpanan seperti cold storage juga diperbanyak dan diperkuat terutama untuk daerah sentra produksi agar petani bisa berproduksi sehingga dengan demikian kecukupan pasok bisa dipertahankan dan lebih lama disimpan,” ujar Airlangga.